Musisi Rockstar, Depresi dan 27Club

oleh Muhammad Nurhasan, pada tanggal 22 Oktober 2020, 11.11 WIB

Chris Cornell meninggal karena bunuh diri. jagat rock n roll punya banyak kenangan pedih soal musisi bunuh diri.

Kenapa banyak musisi bunuh diri?

Tak berapa lama sejak terdengar kabar Chris Cornell meninggal dunia, tim otopsi bergerak cepat. Beberapa jam setelah vokalis Soundgarden itu ditemukan meninggal dunia di kamar mandi kamar hotelnya, RS Wayne County mengeluarkan rilis penyebab meninggalnya Cornell: bunuh diri. Namun hasil otopsi lengkapnya belum selesai. Cornell menambah panjang deretan musisi yang meninggal dunia karena bunuh diri. Koleganya dari Seattle, Kurt Cobain, juga bunuh diri pada 1994. Kurt, nukleus dari Nirvana, menembak kepalanya sendiri pada 5 April, di rumahnya.

Baik Cobain maupun Cornell sama-sama menderita depresi sebelum memutuskan bunuh diri. Dalam kasus Cobain, penyakit bronkitis dan laryngitis membuatnya semakin yakin untuk bunuh diri. Pada Maret 1994, Cobain mencoba bunuh diri untuk pertama kalinya setelah menenggak kombo sampanye dan rohypnol. Ia selamat, namun percobaannya tak berhenti. Untuk kasus Cobain, ada sejarah kasus bunuh diri di keluarganya.

Beverly Cobain, saudara sepupu Kurt, mengatakan bahwa ada dua orang keluarga Cobain yang meninggal karena bunuh diri sebelum Kurt. Menurut perawat yang menulis When Nothing Matters Anymore: A Survival Guide for Depressed Teens ini, dua orang paman mereka meninggal karena bunuh diri. Juga dengan senjata api. Ada beberapa studi yang menyatakan bahwa depresi bisa menurunkan kecenderungan itu pada keturunannya. Tingkat bunuh diri yang terjadi pada keluarga dekat bisa menyebabkan kecenderungan bunuh diri 4 hingga 6 kali pada kerabatnya, ujar Dr. David Brent, psikiatris di University of Pittsburgh Medical Center. Sedangkan Cornell beberapa kali mengalami masalah depresi, juga ketergantungan terhadap alkohol. Pada 2015, Cornell sempat menceritakan tentang album solo pertamanya, Euphoria Morning (1999), juga kekacauan hidup yang menimpanya.

"Album itu amat gelap secara lirik, dan cukup depresif. Aku melewati masa sukar dalam hidupku. Bandku bubar, pernikahanku berantakan, aku minum alkohol terlalu banyak, dan punya masalah terkait depresi," ujarnya pada Rolling Stone, 2015 silam.

Musisi dan Bunuh Diri

Pada 2015, Dianna Theadora Kenny, profesor di jurusan Psychology and Music, Universitas Sydney, menerbitkan hasil penelitiannya tentang kematian dalam dunia musik. Untuk penelitian yang terdiri dari tiga seri ini, Dianna mengambil data dari 12.665 musisi populer dari segala jenis genre yang meninggal dalam rentang 1950 hingga Juni 2014. Sekitar 90 persennya adalah lelaki. Data umur dan penyebab kematian dihimpun dari 200 sumber, mulai dari buku, situs genre musik tertentu, Selain kecelakaan, sakit jantung, atau kanker, bunuh diri juga termasuk penyebab lumayan besar kematian para musisi. Dalam rentang 2001-2010, ada 4,6 persen musisi yang meninggal bunuh diri. Hal ini juga senada dengan temuan the Center for Suicide Research. Menurut Steve Stack, sang direktur lembaga tersebut, tingkat bunuh diri musisi itu tiga kali lebih besar ketimbang orang biasa. Salah satu penyebabnya adalah kreativitas yang kemudian melahirkan depresi. Tentu ini tidak terjadi pada semua orang kreatif. "Jelas ada hubungan antara kreativitas dan sakit mental," ujar Dr. Christine Moutier, Chief Medical Officer untuk lembaga American Foundation for Suicide Prevention. Menurutnya, sekitar 90 persen orang yang melakukan bunuh diri memang punya masalah kejiwaan.

Menurut Christine, banyak artis atau musisi yang meninggal bunuh diri punya karakter nyaris sama, yakni dekat dengan perfeksionisme. Jika ini ditambah dengan gangguan mental seperti manic depression dan bipolar, hidup para seniman bisa jadi amat rapuh.

Depresi ini yang kemudian membuat musisi seperti Nick Drake memutuskan bunuh diri. Sebagai musisi, sekarang pengaruhnya amat besar. Namun dulu, Drake dianggap sebagai musisi yang kurang berhasil. Sepanjang kariernya, ia hanya merekam 31 lagu yang terangkum dalam 3 album. Tak ada satupun dari album itu yang terjual lebih dari 10.000 keping.

Sama seperti yang diungkapkan oleh Christine, musisi seperti Nick Drake juga punya kecenderungan perfeksionis. Dalam penggarapan album pertama, Five Leaves Left, Drake marah karena tatahan album bagian dalam salah.

Pada album keduanya, penampilan Nick makin terasa aneh. Dalam penampilan di Hull, musisi Inggris ini merasa penonton tidak memahami musiknya. Konser sepi. Ia tak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang konser. Tidak juga menyapa penonton.

"Penonton ingin musik yang punya chorus. Musik Nick tidak begitu, penonton tak bisa memahaminya. Rasanya menyakitkan kalau dikenang," ujar penyanyi Michael Chapman yang hadir di sana saat itu.

Nick makin menunjukkan gejala punya penyakit jiwa. Ia memutuskan kembali ke rumah orang tuanya. Kadang-kadang ia suka menghilang selama beberapa hari. Dosennya di Cambridge, John Venning, pernah melihatnya di stasiun dan merasa bahwa Nick butuh pertolongan. Tapi tak kunjung tiba. Hingga akhirnya Nick memutuskan menenggak obat anti depresi amitriptyline dalam jumlah berlebih. Membuatnya overdosis. Menurut koroner yang memeriksa jenazahnya, keracunan amitriptyline Nick dilakukan "...oleh diri sendiri karena menderita depresi."

Depresi ini juga menimpa Keith Emerson, pendiri grup rock progresif legendaris Emerson, Lake & Palmer (ELP). Pada 1993, ia dipaksa untuk rehat selama setahun karena menderita penyakit syaraf dan kondisi kejiwaan yang kurang stabil. Menurut Emerson, hal itu dikarenakan tragedi yang datang beruntun: ia bercerai, rumahnya di Sussex terbakar habis, dan mengalami kesulitan keuangan. Menurut kekasihnya, Mari Kawaguchi, Emerson mengalami "depresi, kekalutan, dan kecemasan". Itu karena penyakit syaraf membuatnya susah menggerakkan tangan kanannya, dan membuatnya susah bermain keyboard lagi. Padahal dalam waktu dekat ia akan tur. Ia khawatir tampil buruk dan takut para fans akan kecewa.

"Dia tak mau mengecewakan fansnya. Dia seorang perfeksionis dan tidak bisa bermain sempurna membuatnya kecewa dan depresi," ujar Mari. Pada 11 Maret 2016, Emerson menembak kepalanya sendiri. Menurut koroner yang memeriksanya, Emerson juga menderita depresi karena alcohol ada banyak kasus lain musisi yang memilih meninggal bunuh diri. Selain karena depresi, ada pula yang melakukannya karena sudah tak punya keinginan hidup lagi dan memilih untuk mati dengan kesadaran sendiri. Ian Curtis, misalkan. Menurut beberapa kerabat dan kawan dekat vokalis Joy Division itu, Ian tak punya keinginan untuk menjalani hidup di umur 20-an. Maka ia gantung diri.

Begitu pula yang terjadi pada Wendy O. William. Vokalis band punk Plasmatics ini menembak dirinya sendiri. Rod Swenson, kekasihnya, mengatakan bahwa Wendy sudah memikirkan soal bunuh diri selama 4 tahun. Menurutnya, Wendy sangat sedih menjelang kematiannya. Di surat wasiatnya, Wendy mengatakan ia ingin bunuh diri karena ia berhak.

"Menurutku, untuk bunuh diri, seseorang harus berpikir dalam dan dalam waktu lama. Namun aku amat percaya bahwa bunuh diri adalah hak dasar orang yang tinggal di dunia bebas," tulisnya. Orang-orang yang bunuh diri jelas menorehkan luka pada keluarga, kerabat, atau bahkan penggemar. Menurut Christine, dukungan keluarga dan kerabat sangatlah penting untuk mencegah orang depresi untuk bunuh diri. Banyak kasus bunuh diri terjadi, karena pelaku tidak punya tempat untuk ngobrol atau berkeluh kesah.

"Menurutku, dukungan keluarga kepada para seniman dan orang kreatif itu amat penting."

Selain nama-nama di atas, musisi lain yang meninggal akibat bunuh diri,ada nama lain seperti,amy winehouse,Janis Joplin,jimi Hendrix,jim Morrison mereka disebut “the 27club” sebutan tersebut sangat tidak asing bagi penggemar music rock,sebutan tersebut adalah untuk musisi rock yang meninggalnya tidak masuk akal bagi beberapa fans mereka karna semua musisi meninggal diumur 27tahun seperti yang paling terkenal adalah Kurt Cobain. Ia meninggal akibat bunuh dirj dengan cara menembakan shotgun kearah kepalanya sendiri,tetapi banyak fans nirvana bernganggapan bahwa Cobain mati bukan karena bunuh diri melainkan dibunuh oleh pembunuh bayaran dan dalangnya adalah Courtney Love yaitu istrinya sendiri karena ingin merampas harta kekayaan Kurt Cobain. Tetapi polisi dan dokter mengumumkan bahwa kematian Kurt Cobain bunuh diri padahal kenyataanya sebelum bunuh diri Cobain didalam tubuhnya terdapat narkoba jenis heroin yang cukup banyak sehingga ada spekulasi bahwa seharusnya Cobain tidak bisa menarik pelatuk shotgun dan ini murni pembunuhan.



Amy Winehouse

Amy Winehouse, penyanyi asal Inggris ditemukan meninggal dunia pada 23 Juli 2011 di rumahnya di London, Inggris.

Ia ditemukan tewas setelah diketahui menenggak alkohol berlebihan.

Saat ditemukan, terdapat dua botol vodka kosong berukuran besar dan satu botol kecil vodka yang berserakan di sekitar kamar tidurnya. Setelah kematian penyanyi ini di usia 27, publik pun memasukkan nama Amy dalam klub tersebut

Jimi Hendrix

Gitaris legendaris, Jimi Hendrix ditemukan tewas akibat tersedak muntahannya sendiri di tahun 1970.

Jimi tersedak lantaran ia mengonsumsi obat-obatan dalam jumlah yang sangat banyak.

Kematian Jimi tepat setahun setelah kematian musisi Brian Jones yang meninggal dunia akibat tenggelam di kolam renang rumahnya sendiri pada 2 Juli 1969 malam. Kematiannya pun membuat orang mengaitkan dengan 27 Club. Jimi adalah salah satu kiblat gitaris musisi rock di seluruh dunia karen keahlianya bermain gitar dan penampilannya yang sangat menarik membuat semua orang tergilagila sangat disayangkan Ketika mengetahui bahwa ia mati di umur yang sangat mendunia sehingga itulah yg membuat dia sangat melegenda dikalangan fans dan musisi rock

Janis Joplin 

Sore itu, Janis Joplin seharusnya sudah berada di Sunset Sound Studios. Ia punya agenda latihan bersama bandnya, Full Tilt Boogie Band. Namun, sampai pukul enam sore, batang hidungnya tak terlihat. Sang produser, Paul Rothschild, panik dan meminta manajer band, John Cooke, untuk mencarinya di Landmark Motor Hotel, tempat Joplin menginap.

Cooke tiba di hotel sekitar pukul tujuh malam dan melihat mobil Joplin terparkir di halaman depan. Ia segera masuk hotel, menuju kamar Joplin. Pintu diketuk, tak ada jawaban. Sekali lagi diketuk, masih tak ada jawaban. Cooke mulai was-was. Ia turun ke bawah dan meminta pengurus hotel, Jack Hagy, membuka kamar Joplin dengan paksa.

Pintu berhasil dibuka. Kesunyian menyelimuti seisi ruangan. Mata Cooke mencari-cari di mana Joplin. Hingga akhirnya, di satu titik, Cooke menemukan Joplin terbaring di atas tempat tidur. Bibirnya berdarah, hidungnya patah. Di lengan kirinya terdapat banyak bekas suntikan jarum.

Hari ini, tepat 50 tahun silam, di usianya yang masih 27 tahun, Joplin meninggal akibat overdosis. Ia menyusul Jimi Hendrix yang lebih dulu meregang nyawa 16 hari sebelumnya di usia yang sama gara-gara tersedak muntahannya sendiri. Kelak, Joplin, bersama Hendrix, Brian Jones, Jim Morrison, Kurt Cobain, dan Amy Winehouse, dimasukkan ke kelompok penuh mitos bernama Klub 27. Sebuah klub yang membawa legenda bahwa musisi (hebat) meninggal di usia 27 tahun.
 

Jim Morrison 

Pecinta musik rock n roll pastinya sudah tak asing dengan nama Jim Morrison. Vokalis dan pengarang lagu legendaris dari band The Doors musisi terbesar sepanjang masa. 

Sebelum menjemput ajal, Jim tengah berlibur bersama band-nya di Paris pada 1971. Jasadnya ditemukan oleh sang kekasih, Pamella di kamar mandi apartemen-nya.

Kematian Jim pun menuai tanda tanya. Pasalnya, tak ada tanda-tanda mengganjal yang dirasakan oleh para member The Doors. Para penggemarnya pun tak menyangka jika ia telah meninggal dunia. Berita kematiannya membuat banyak sumber menduga-duga.

Beradar kabar bahwa Jim meninggal karena serangan jantung. Namun tak sedikit pula yang menduga ia overdosis heroin. Hal tersebut tak bisa dipastikan karena jenazah Jim segera di makamkan di Paris tanpa melalui proses otopsi

Brian jones

Brian memiliki peran penting dalam pembentukan band The Rolling Stones. Bersama Mike Jagger dan Richards, ia menciptakan beberapa lagu-lagu yang berhasil menjadi hits. Hingga tahun 1969 peran Brian dalam band semakin berkurang, bahkan Brian tidak bisa ikut tur ke Amerika Serikat karena alasan hukum. Sampai suatu hari ia mengundurkan diri dari The Rolling Stones. Beberapa minggu kemudian, Brian ditemukan tewas tenggelam di kolam renang rumahnya.


Posting Komentar

0 Komentar