Ditulis oleh: Aulia Dinati Sabrina
Sumber gambar: Greenpeace Indonesia
Jakarta, 11 Mei 2023 – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Adaro Energy Indonesia Tbk membuat ricuh saat seorang pemegang saham menolak pembangunan PLTU Batu Bara baru di Kalimantan Utara untuk smelter aluminium perusahaan sebesar 1,1 gigawat.
Sejumlah pemegang saham melayangkan protes terkait rencana pembangunan batu bara baru di Kalimantan Utara, pemegang saham tersebut menyampaikan pesan dan protesnya melalui banner yang bertuliskan menolak pembangunan PLTU Batu Bara baru. PLTU tersebut merupakan PLTU captive, istilah untuk pembangkit listrik yang didedikasikan untuk menyediakan listrik untuk suatu fasilitas industri.
“Pembangunan PLTU batu bara hanya akan memperburuk dampak krisis iklim, mencemari lingkungan, merugikan masyarakat dan mencederai komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dari sector energi,” ucap Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia.
RUPS Adaro menjanjikan transisi energi dan menyatakan dalam laporan keuangan yang berjudul “Transforming Into a Bigger and Greener Adaro,” perusaahan energi ini ternyata masih akan menaikkan batu bara di tahun 2023.
Bisnis batu bara ini belum ingin ditinggalkan, tambang batu bara di masa mendatang masih akan menjadi pilar utama dari bisnis Adaro. Bahkan masih diharapkan berkontribusi 80% terhadap pendapatan perusahaan. Hal ini, Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu mengatakan sampai dengan saat ini Adaro masih mengandalkan bisnis batu bara.
0 Komentar