Ditulis oleh: Tania Tirta Aprilia
Sumber gambar: Dok.Istimewa
Yogyakarta, 09 Agustus 2023 – Tang Aulia Delfi Safitri (TA) seorang siswi yang merupakan anggota Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) asal SMKN 2 Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta dinyatakan meninggal dunia setelah sempat pingsan di depan sang ayah.
Paman TA, Giyanto, mengatakan TA sejak pagi tidak ikut kegiatan belajar dan hanya mengikuti latihan paskibra hingga sore hari.
"Ikut kegiatan paskibra sampai sore. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 WIB," kata paman TA, Giyanto.
Setelah latihan, TA sempat mengantar temannya. Sesampai di rumah pukul 17.00 WIB, TA beraktivitas biasa di rumahnya. Hingga akhirnya TA mengeluh pegal dan minta dipijat oleh ayahnya. Namun TA kemudian pingsan.
"Sehabis pulang, jam 17.00 WIB beraktivitas biasa di rumah, bercanda dengan ayah ibunya. Habis maghrib bercanda dengan keluarga di depan televisi tapi kaki terasa pegal dan minta dipijat," jelas Giyanto.
Sang ayah pun membawa TA ke Puskesmas Bayat. Perjalanan dari rumahnya ke Puskesmas Bayat hanya membutuhkan waktu 5 menit. Namun, ketika sampai puskesmas, TA dinyatakan meninggal dunia. "Sampai sana dicek tapi dinyatakan meninggal," ungkap Giyanto.
Kepergian TA yang mendadak ini membuat keluarga kaget dan tak terima. Pasalnya, denyut nadi TA disebut masih ada saat dilarikan ke puskesmas. Namun, dokter justru mengatakan TA meninggal dunia saat di perjalanan.
Tak hanya keluarga, warga pun juga tak terima dengan pelayanan puskesmas yang dianggap kurang tanggap. Akhirnya, belasan warga mendatangi puskesmas untuk menyampaikan protes. Terlebih untuk layanan ambulans yang menurut warga sangat sulit untuk digunakan.
Kepala Puskesmas Bayat, Wahyu Ciptadi, menjelaskan saat pasien TA datang, sopir ambulans sedang sakit dan dokter jaga sedang berada di luar.
Bupati Klaten Sri Mulyani telah angkat bicara terkait hal ini. Sri Mulyani menyampaikan rasa prihatin dan duka citanya.
"Saya selaku Bupati Klaten ikut prihatin, ikut berduka cita, semoga anggota paskibra yang seda (meninggal) husnul khatimah. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi saya," ujar Bupati Klaten Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut dengan kejadian tersebut dirinya akan segera menggelar rapat koordinasi. Rapat itu untuk membahas kondisi semua puskesmas di Klaten.
Dalam waktu dekat ia bersama Sekda akan mengumpulkan semua kepala puskesmas dan jajarannya. Menurutnya, puskesmas yang membuka layanan rawat inap maka SDM harus lengkap. Ia akan menekankan hal itu saat rapat koordinasi nanti.
Ia melanjutkan, mestinya SDM yang dimiliki puskesmas untuk hal krusial harus siaga 24 jam. Apalagi puskesmas menjadi fasilitas kesehatan terdekat bagi masyarakat.
"Saat ini ya memang rumah sakit di Klaten banyak, tapi akses paling mudah, paling dikenal masyarakat ya puskesmas dan seluruh puskesmas yang 24 jam ini harus standby," pungkas Sri Mulyani.
0 Komentar