Pemerintah Ciptakan Hujan Buatan untuk Atasi Polusi Udara

 

Ditulis oleh: Tania Tirta Aprilia

Sumber gambar: inews.id

Jakarta, 19 Agustus 2023 – Polusi udara yang kian memburuk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadi permasalahan yang sangat serius untuk segera diatasi. Banyak sekali dampak negatif bagi kesehatan akibat terpapar oleh kualitas udara yang sangat buruk. 


Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia telah melaksanakan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk pertama kalinya. Sebelumnya, teknologi ini biasa digunakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan.


Budi Harsoyo, selaku Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca di BRIN, mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan penyebaran sebanyak 800 kilogram garam semai di beberapa lokasi strategis, seperti Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. 


Mereka melakukan operasi TMC dengan pesawat CASA 212 registrasi A-2108 milik TNI AU. Penerbangan pertama dilakukan pukul 13.00-14.50 dengan target penyemaian di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Tangerang Selatan, Tangerang, dan Kabupaten Bogor yang dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kilogram.


Penerbangan kedua dilakukan pukul 15.00-16.50 dengan target penyemaian di Kabupaten Bogor bagian Timur, Depok, Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bogor bagian Barat (Parung Panjang) yang dilakukan pada ketinggian 10.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.


Namun, upaya tersebut belum bisa menurunkan hujan secara maksimal khususnya di wilayah Jakarta karena ketidaktersediaan awan.


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan pihaknya akan terus mengevaluasi hasil dari modifikasi cuaca berupa hujan buatan tersebut secara berkelanjutan.


"Nanti kita lihat lagi tanggal 28 Agustus, lalu tanggal 2 atau 4 September," ujar Menteri Siti Nurbaya.


Dia menjelaskan penanganan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya melalui hujan buatan mengalami sedikit kesulitan karena letak geografis Jakarta berbentuk kipas aluvial atau jenis tanah yang terbentuk dari hasil endapan, sehingga membuat bentuk wilayahnya menjadi cekung.


"Jakarta itu kan bentuknya agak menyempit ke bawah dan lebar ke laut ya, secara geomorfologi itu namanya kipas aluvial, di pinggir-pinggirnya kan menyempit, jadi bentuknya seperti kipas, bergelombang, ada yang ke atas dan ke bawah. Di daerah seperti ini secara teori ketika ada polusi dari bawah datang ke atas, itu bergeraknya tidak mudah karena terhambat oleh tekanan angin dan lain-lain dari perbukitannya," tutur Siti.


"Kadang-kadang karena hambatan itu, hujannya jadi tidak sampai jatuh di Jakarta, keburu jatuh di laut. Apalagi Jakarta ini kan banyak gedung tingginya, yang menyebabkan beberapa daerah yang rendah itu sirkulasi udaranya jadi terganggu, sehingga udaranya susah untuk dibersihkan atau sulit untuk bergerak rapi," imbuhnya.

Posting Komentar

0 Komentar