Bybit, Bursa Kripto Terkemuka Diretas dan Kehilangan Rp23 Triliun

 


Ditulis Oleh: Zahra Febrianti

Sumber Gambar: CNBC Indonesia

 

Jakarta, 24 Februari 2025 - Bursa kripto terkemuka, Bybit, mengungkapkan bahwa mereka telah mengalami peretasan besar yang mengakibatkan hilangnya aset digital senilai sekitar US$ 1,4 miliar atau setara kurang lebih Rp22,79 triliun (dengan kurs Rp16.279 per dolar AS). Dikutip dari laporan Techcrunch, peretasan ini dianggap sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah industri tersebut.

Pengumuman tersebut disampaikan langsung CEO Bybit, Ben Zhou, melalui unggahan di X. Dia menjelaskan hanya dompet dingin Etherum yang menjadi sasaran serangan. Sementara dompet lainnya di bursa tetap aman dan penarikan tetap berjalan normal. Bybit juga menyatakan bahwa seorang peretas berhasil mengambil alih dompet Etherum mereka dan mentransfer sekitar 401.000 ETH ke alamat yang tidak dikenal.

Bybit melayani lebih dari 60 juta pengguna di seluruh dunia dan menyediakan akses ke berbagai mata uang kripto, termasuk Bitcoin dan Etherum. 

“Semua dana klien aman dan operasi kami terus berjalan seperti biasa tanpa gangguan apapun,” ujar Bybit dalam pernyataannya dikutip dari Reuters, Sabtu (22/2/2025).

Atas insiden ini, berdasarkan data dari Coin Market Cap, harga Bitcoin turun 1,97 persen menjadi Rp1.572.085.653,88, sementara Etherum melemah 2,51 persen menjadi Rp43.861.108,23  hingga pukul 15:00 WIB.

Zhou juga menegaskan bahwa meskipun peretasan ini berdampak besar, kondisi keuangan perusahaan tetap stabil. 

“Bybit tetap dalam kondisi solvabilitas bahkan jika kerugian akibat peretasan ini tidak dapat dipulihkan, semua aset klien didukung 1 banding 1, kami dapat menutupi kerugian,” ucap Zhou, dikutip dari laporan Reuters.

Dalam respons terhadap peretasan ini, pendiri Binance, Changpeng “CZ” Zhao, segera turun tangan memberikan saran kepada CEO Bybit, Ben Zhou. CZ menyarankan untuk menghentikan sementara proses penarikan dana guna mencegah kerugian lebih lanjut serta melindungi aset nasabah. Pendekatan ini mendapatkan sambutan positif dari sejumlah pemimpin kripto lainnya, termasuk pendiri Tron, Justin Sun, yang berjanji akan membantu melacak dana yang dicuri. 

Identitas pelaku, yang diduga berasal dari Lazarus Group asal Korea Utara, juga telah diungkap oleh perusahaan analitik blockchain Arkham Intelligence berdasarkan bukti yang diberikan oleh penyidik blockchain, ZachXBT. Kelompok ini dikenal karena mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk membiayai rezim Korea Utara, sering kali menggunakan metode pencucian uang yang canggih untuk mengaburkan aliran dana.

“Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami, untuk membantu mencegah dana ini dicairkan melalui bursa lain,” kata Kepala Ilmuwan Elliptic Tom Robinson dalam sebuah email.

Perusahaan analitik blockchain, Elliptic, mengonfirmasi bahwa nilai total ETH yang dicuri mencapai sekitar US$ 1,4 miliar, menjadikannya peretasan terbesar yang pernah tercatat dalam industri kripto. Sebelumnya, rekor pencurian terbesar dipegang oleh peretasan Poly Network pada 2021 dengan kerugian sebesar US$ 611 juta.

Bybit, yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab, memiliki total aset sekitar US$ 16 miliar sebelum insiden ini terjadi. Meskipun mengalami kerugian signifikan, Zhou menegaskan bahwa perusahaan tetap dalam kondisi keuangan yang solid dan akan menutupi kerugian tersebut tanpa mempengaruhi aset pengguna.

Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump sempat dikritik karena meluncurkan koin digitalnya sendiri meskipun mengaku tidak memahami kripto. Koin digital bernama TRUMP yang ia promosikan sempat melonjak nilainya sebelum akhirnya anjlok.

Ben Zhou mengumumkan bahwa Bybit akan merilis laporan insiden lengkap dalam beberapa hari ke depan, termasuk pengukuran keamanan terbaru dan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan. Upaya ini mencakup penguatan protokol keamanan di dompet dingin dan peningkatan sistem verifikasi untuk penarikan dana, agar insiden serupa tidak terulang. Langkah-langkah perbaikan ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan investor dan meningkatkan stabilitas platform dalam jangka panjang.

Serangan ini kembali menambah daftar panjang kasus peretasan di industri kripto yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data dari Chainalyis, total aset kripto yang dicuri sepanjang 2024 sudah mencapai sekitar US$ 2,2 miliar, menunjukkan bahwa keamanan di sektor ini masih menjadi tantangan besar.        

Posting Komentar

0 Komentar