Kemenag Siapkan Kurikulum Cinta Cegah Aksi Serupa Pembubaran Rumah Doa Terulang

 

Ditulis Oleh: Mariah Ulfah

Sumber Gambar: Kompas.com 

Jakarta, 31 Juli 2025 – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden perusakan rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (27/7/2025).

Dalam keterangannya pada Rabu (30/7/2025), Nasaruddin menegaskan pentingnya tindakan cepat dan tegas untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa. Ia menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyiapkan dua pendekatan, yakni penanganan jangka pendek dan solusi jangka panjang.

"Kami sedang mencari data. Saya akan segera mengutus tim ke Padang. Saya berharap itu adalah peristiwa terakhir yang terjadi di Indonesia. Kesalahpahaman dan sebagainya harus dihentikan," ujarnya.

Menag mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sumatera Barat. Dalam waktu dekat, tim dari Kemenag akan dikirim langsung ke lokasi kejadian untuk merespons situasi dan mencarikan solusi terbaik bersama aparat serta tokoh masyarakat setempat.

"Kasus serupa yang sempat terjadi di Jawa Barat sebelumnya berhasil kami tangani dengan mengirimkan tim. Kami berharap pendekatan serupa juga efektif di Padang," kata Nasaruddin. Lebih lanjut, sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Kemenag akan memperkenalkan sebuah inisiatif bernama kurikulum cinta. Program ini dirancang untuk membangun budaya saling pengertian dan mengikis prasangka antar kelompok masyarakat, terutama dalam konteks keberagaman keyakinan. 

"Kurikulum cinta ini secara mendasar akan kita obsesikan untuk menghilangkan segala bentuk kecurigaan dan kesalahpahaman antara satu sama lain," jelasnya. 

Insiden di Padang bermula saat warga sekitar merusak rumah doa yang juga berfungsi sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen. Pendeta GKSI Padang, F. Dachi, mengungkapkan bahwa saat kejadian, jemaat sedang beribadah dan anak-anak tengah mengikuti pelajaran agama. Sejumlah kaca jendela dipecahkan, aliran listrik diputus, serta peralatan ibadah dirusak. Dua anak bahkan dilaporkan mengalami luka-luka akibat aksi tersebut.

Nasaruddin menyayangkan tindakan intoleran tersebut dan menyebutnya sebagai citra negatif bagi bangsa Indonesia. Ia berharap semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, dapat bersama-sama menjaga toleransi dan kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi.

"Kementerian Agama punya falsafah sendiri. Kalau seperti ini kejadiannya terus terulang, berarti kita harus mengambil pendekatan yang lebih mendalam. Karena itu, kami akan terus mendorong program-program yang menanamkan nilai-nilai cinta dan pengertian sejak dini," tegasnya.

Pemerintah, melalui Kemenag, menegaskan komitmennya untuk menjaga keharmonisan antarumat beragama dan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi rumah yang aman bagi seluruh warganya, tanpa memandang latar belakang keyakinan. 

Posting Komentar

0 Komentar