Ditulis Oleh: Puput Meilani
Sumber Gambar: Kompas.com
Jakarta, 6 Agustus 2025 – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa dirinya tidak akan menghalangi rencana Israel untuk mengambil alih seluruh wilayah Jalur Gaza. Hal tersebut diungkapkan Trump dalam wawancara khusus yang berlangsung di Trump National Golf Club, Bedminster, New Jersey, pada Senin, 4 Agustus 2025 pukul 10.30 waktu setempat (ET).
Ketika ditanya mengenai laporan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memutuskan untuk menduduki penuh wilayah Palestina tersebut, Trump memilih untuk tidak memberikan jawaban tegas. Ia justru menyoroti isu kemanusiaan yang terjadi di Gaza. “Saya hanya ingin memastikan bahwa orang-orang mendapatkan makanan. Untuk sisanya, saya tidak bisa mengatakannya. Itu akan sangat bergantung pada Israel,” ujar Trump seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Pernyataan ini muncul di tengah peningkatan bantuan militer Amerika Serikat kepada Israel. Washington diketahui mengucurkan dana miliaran dolar setiap tahunnya untuk mendukung militer Israel, dan jumlah tersebut meningkat signifikan sejak dimulainya perang Israel–Hamas pada Oktober 2023. Bantuan ini pun menuai kritik, mengingat dampak destruktif yang terus terjadi di wilayah Gaza.
Dalam realitas di lapangan, Israel telah menggunakan perintah pemindahan paksa untuk mendorong warga Palestina masuk ke wilayah-wilayah kecil yang tersisa di Gaza. Hingga kini, tercatat sekitar 86 persen wilayah Gaza telah berubah menjadi zona militerisasi, yang memperburuk kondisi kemanusiaan dan mempersempit ruang hidup bagi masyarakat sipil.
Rencana Netanyahu untuk menaklukkan Gaza sepenuhnya juga menimbulkan kekhawatiran besar terkait keselamatan warga Israel yang masih menjadi sandera kelompok Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya. Banyak pihak menilai bahwa aksi militer penuh tanpa mempertimbangkan keberadaan para sandera justru bisa memperburuk situasi.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Miroslav Jenca. Dalam pernyataannya di markas besar PBB, New York, pada Selasa, 5 Agustus 2025 pukul 14.00 waktu setempat, Jenca menegaskan bahwa pendudukan penuh atas Gaza dapat menimbulkan konsekuensi serius. “Hukum internasional sudah jelas dalam hal ini. Gaza adalah, dan harus tetap menjadi, bagian integral dari negara Palestina di masa depan,” ujarnya.
Di sisi lain, Netanyahu juga secara terbuka beberapa kali mengungkapkan keinginan untuk memindahkan seluruh warga Gaza. Pernyataan tersebut memunculkan tudingan bahwa Israel tengah melakukan bentuk pembersihan etnis. Dalam beberapa kesempatan, Netanyahu bahkan menyinggung rencana lama Donald Trump yang ingin mengubah Gaza menjadi semacam "Riviera Timur Tengah"—sebuah kawasan pesisir yang indah namun kosong dari penduduk Palestina asli.
0 Komentar