Prestasi Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Bangkitkan Motivasi Pasca SEMOT

 

Ditulis oleh: Nazwa Aulia Fadira

Sumber gambar: Adila Salsabila


Karawang, 22 September 2025 - Universitas Bina Sarana Informatika baru saja menggelar kegiatan Seminar Motivasi (SEMOT) sebagai acara puncak dari proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2025/2026, pada Minggu, 21 September 2025, yang berlokasi di Kampus UBSI Kaliabang. Kegiatan ini dihadiri oleh ribuan mahasiswa yang dibagi menjadi dua, ditandai dengan warna kaus yang sudah ditentukan oleh pihak panitia untuk mereka pakai, yaitu hijau dan kuning. Pembagian mahasiswa tersebut dilakukan untuk memenuhi dua sesi acara yang bergiliran, yakni Seminar Tematik (SEMATIK) dan persembahan utama semot yang dilaksanakan di aula kampus. 

Seminar Tematik berisikan perkenalan Lembaga atau Bagian yang ada di Universitas BSI dan mahasiswa baru sesi pertama akan mengikuti seminar tersebut sambil menunggu gilirannya untuk masuk ke aula. Sementara pada sesi persembahan utama semot, mahasiswa baru disuguhi penampilan-penampilan yang fenomenal dari bidang tari dan musik, serta berkesempatan untuk mendengarkan kisah inspiratif dari mahasiswa dan mahasiswi UBSI yang berprestasi dari berbagai cabang kampus dan beragam bidang. 

Salah satu mahasiswa berprestasi yang tampil sebagai pembicara pada saat itu adalah Komang Adiarta, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi UBSI Karawang angkatan 2024 (periode Maret). Ia dikenal sebagai mahasiswa berprestasi non-akademik dengan fokus pada cabang olahraga bela diri, khususnya judo. Selain judo, Komang juga pernah menekuni BJJ (Brazilian Jiu Jitsu) dan Sambo. Ia sudah sering mengikuti kompetisi internasional, salah satunya Copa Jiu-Jitsu Tournaments yang digelar di Indonesia, di mana ia berhasil meraih medali emas. Terakhir, Komang menambah prestasi dengan meraih emas di ajang FORDA (Festival Olahraga Daerah Bali) di kategori -81 kg.

Di UBSI sendiri telah tersedia UKM beladiri seperti taekwondo dan pencak silat, tetapi belum ada judo. Komang sempat ditawari untuk membuka UKM Judo sekaligus menjadi pelatihnya, namun hal ini masih dalam pertimbangan karena saat ini ia juga tengah sibuk dengan proses syuting film yang mengangkat kisah hidupnya. Komang mengaku bangga setiap kali membawa nama Indonesia ke kompetisi internasional, meskipun di sisi lain ada tekanan dan beban mental. Namun, ia memandang pengalaman itu sebagai sesuatu yang sangat berharga karena bisa bertemu dengan banyak atlet hebat dari luar negeri sekaligus belajar dari mereka.

Komang pernah menjadi bagian dari Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) judo selama kurang lebih 15 tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk berhenti dan lebih memilih bertanding secara mandiri. Dengan cara ini, ia merasa lebih lepas, bisa menikmati pertandingan tanpa tekanan dari pelatih atau manajemen Pelatnas, meski harus menanggung biaya secara pribadi. Walaupun sebagian kompetisi ia ikuti secara pribadi, Komang tetap mengonfirmasi dan berkoordinasi dengan pihak kampus. BSI memberikan dukungan, baik secara moral maupun publikasi, kampus juga menyediakan mekanisme link khusus yang memudahkan mahasiswa berprestasi untuk mengajukan partisipasi dalam sebuah kompetisi.

Komang mengungkapkan ketertarikannya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas BSI karena BSI banyak menampung mahasiswa berprestasi di berbagai bidang, khususnya olahraga, sehingga ia memutuskan untuk mendaftar lewat jalur beasiswa prestasi, dan kini Komang sudah memasuki semester 4. “Buat temen-temen di zaman sekarang itu kan pada ngikutin mood tuh, jadi lebih baik ada mentor atau panutan yang diikuti biar konsisten. Aku pengen sekarang pada banyakin prestasi, baik di akademik atau non-akademik, karena pada akhirnya akan diakui semua kalau benar-benar dibuktikan,” pesan Komang kepada mahasiswa baru UBSI, ketika diwawancarai oleh Tim UKM Jurnalistik UBSI pada (21/09/2025). 

Tak hanya di bidang olahraga dan bela diri, Intan Kamiela, mahasiswi BSI Slipi jurusan Akuntansi semester 7 berhasil mengukir prestasi dalam kancah internasional dengan mengikuti program International Student Mobility di University of Northern Philippines selama hampir satu bulan pada Mei lalu, dengan dukungan penuh dari kampus BSI. Intan berangkat bersama empat mahasiswa dari kampus BSI lain, yakni Mega Aulia Utami (UBSI Kalimalang), Nur Badarul Nashiroh (UBSI Margonda), Alief Wahyu Alhabib (UBSI Kaliabang), dan Patricia Dyah Ayu Sekar (UBSI Cengkareng). 

“Pertama itu aku tahu infonya dari grup kelas, terus aku coba daftar, alhamdulillahnya langsung dipanggil untuk interview tiga kali dalam bahasa Inggris full,” ujar Intan ketika ditanyakan proses penyeleksian programnya oleh Tim UKM Jurnalistik UBSI pada (21/09/2025).

Intan pun menceritakan sedikit kesulitannya sewaktu menjalani program, pada awalnya 5 perwakilan UBSI tersebut lumayan sulit beradaptasi, namun kini mereka sangat akrab. Sebagai seorang muslim, Intan juga sempat kesulitan mencari makanan halal, karena mayoritas masyarakat Filipina beragama Katolik.

Intan berpesan kepada mahasiswa lain agar berani untuk mencoba setiap kesempatan yang datang. Menurutnya, kegagalan pasti akan selalu ada, namun jangan mau dikalahkan oleh rasa takut yang berlarut-larut. Yang terpenting adalah usaha, doa dari orang tua dan teman, serta mental yang kuat. Intan juga menegaskan bahwa mahasiswa tidak hanya perlu fokus di bidang akademik, tetapi juga bisa menambah pengalaman lewat kegiatan non-akademik seperti student exchange. Ia sendiri mengaku kemampuan bahasa Inggrisnya belum terlalu bagus, namun dengan berani mencoba, berusaha, dan mendapat banyak dukungan, ia tetap berhasil mengikuti program tersebut.

Selain itu, UBSI juga tak kalah dalam bidang kesenian. Refina Ananda Rubianti, akrab disapa Refina, adalah mahasiswa BSI Kaliabang semester 7, Program Studi Manajemen yang menekuni bidang tarik suara. Sejak awal kuliah, ia aktif mengikuti berbagai lomba menyanyi dan berhasil meraih sejumlah juara, sehingga memperoleh beasiswa jalur prestasi non-akademik. BSI memiliki program beasiswa per semester melalui bidang akademik dan non-akademik. Untuk jalur non-akademik bidang seni, syaratnya adalah memiliki kejuaraan minimal tingkat provinsi. Besaran beasiswa berkisar antara 25% hingga 100%, tergantung level prestasi.

Pada Agustus–September, Refina meraih Juara 1 lomba solo vokal tingkat nasional yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang (Unsoed), Universitas Jenderal Soedirman, dan Universitas Indonesia Maju. Berkat pencapaian ini, ia mendapat beasiswa penuh 100%. Refina berlatih vokal secara otodidak dengan bimbingan ibunya yang juga sering menjadi juri lomba. Meski kadang latihan tersebut dilakukan mepet menjelang lomba, ia selalu menekankan penguasaan lagu. Awalnya Refina belum berani tampil di lomba saat kecil, namun mulai percaya diri ketika SMP dan langsung meraih juara. Sejak saat itu, motivasinya semakin besar untuk terus mengikuti lomba hingga SMA dan berlanjut di bangku kuliah. Di UBSI, ia juga mendapat dukungan penuh dari kampus, termasuk informasi lomba yang bisa diikuti atas nama kampus.

“Motivasi untuk mahasiswa baru sih yang pasti jangan takut mencoba. Karena kalau nggak coba sekarang, kita ngga akan bisa tau gimana potensi dan bakat kita. Dengan mencoba, kita bisa jadi tau batas kita berkarya itu bisa sampai mana. Intinya harus percaya diri,” ujar Refina ketika diwawancarai oleh Tim Jurnalistik UBSI pada (21/09/2025).

Rangkaian SEMOT UBSI tahun 2025/2026 tidak hanya menjadi ajang penyambutan mahasiswa baru, tetapi juga wadah inspirasi yang menghadirkan teladan nyata dari mahasiswa berprestasi di bidang olahraga, akademik, maupun seni. Kisah Komang, Intan, dan Refina menunjukkan bahwa setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai minat dan bakatnya, asalkan disertai usaha, konsistensi, dan keberanian untuk mencoba. Dengan semangat ini, diharapkan mahasiswa baru UBSI mampu menapaki perjalanan kuliah mereka dengan penuh motivasi untuk terus berprestasi dan membawa nama baik kampus di kancah nasional maupun internasional.

Posting Komentar

0 Komentar