Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 3 Santri Meninggal Dunia, Puluhan Lainnya Terluka

 

Ditulis Oleh: Dhaniel Faturahman

 Sumber Gambar: Tempo.co

Bekasi, 30 September 2025 — Musibah tragis menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan musala yang tengah dalam proses pembangunan ambruk pada Senin sore (29/9). Peristiwa ini menewaskan tiga santri dan melukai puluhan santri lainnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, jumlah korban yang berhasil dievakuasi mencapai 102 orang. Dari hasil pendataan sementara, ada 87 orang yang menjadi korban insiden nahas tersebut. Satu orang dinyatakan meninggal dunia saat evakuasi awal, sementara jumlah korban meninggal kemudian bertambah menjadi tiga orang setelah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, menjelaskan bahwa sebanyak 38 korban luka saat ini masih dirawat di RSUD Notopuro, sementara empat orang lainnya mendapatkan perawatan di RS Delta Surya. Selain itu, 45 korban luka lainnya dilarikan ke RS Islam Siti Hajar, dan satu diantaranya meninggal dunia.

Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, menyampaikan permohonan maaf atas tragedi ini kepada keluarga para korban. Ia menuturkan bahwa peristiwa tersebut diduga dipicu oleh penopang cor bangunan yang tidak kuat menahan beban saat pengecoran tahap akhir dilakukan di bagian atas atau dek.

“Insiden ini terjadi ketika proses pengecoran akhir di lantai atas musala. Diduga penopang cor tidak mampu menahan beban sehingga ambruk,” ujar KH Abdus Salam Mujib, dikutip dari CNN Indonesia (29/9).

Mujib juga menambahkan, pihaknya hanya bisa pasrah dan berdoa agar para korban mendapatkan kesembuhan.

“Ya saya kira ini takdir dari Allah, jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan juga diberi diganti oleh Allah yang lebih baik,” kata Mujib ketika ditemui di lokasi, Senin (29/9).

Hingga kini, aparat kepolisian bersama tim gabungan dari BPBD Sidoarjo masih berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan dan mendirikan posko darurat. Posko tersebut berfungsi untuk mendata para korban dan membantu keluarga yang membutuhkan informasi. Selain itu, tim teknis juga mengevakuasi material bangunan untuk memastikan tidak ada korban lain yang masih terjebak.

Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar Ponpes Al Khoziny dan masyarakat sekitar. Pemerintah daerah menyatakan komitmennya untuk melakukan evaluasi terhadap standar pembangunan agar insiden serupa tidak kembali terjadi. BPBD Sidoarjo juga mengimbau seluruh pihak yang sedang melaksanakan proyek pembangunan untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan, terutama pada tahap pengecoran, guna mencegah kecelakaan yang merenggut korban jiwa.

Posting Komentar

0 Komentar