Sumber Gambar: kompas.com
Jakarta, 9 Oktober 2025 - Gelombang teror bom mengguncang sejumlah sekolah internasional di wilayah Tangerang dan Jakarta Utara. Dalam aksinya, pelaku mengancam akan meledakkan bom di lingkungan sekolah jika pihak sekolah tidak membayar tebusan sebesar USD 30.000 atau sekitar Rp498 juta melalui mata uang kripto (Bitcoin).
Ancaman tersebut diterima oleh tiga sekolah internasional, yakni Jakarta Nanyang School (JNY) di Kabupaten Tangerang, Mentari Intercultural School (MIS) di Pondok Aren, Tangerang Selatan, dan North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ketiganya menerima pesan ancaman yang dikirim dari nomor luar negeri +2349165620857, yang merupakan kode telepon Nigeria.
Pesan yang dikirim menggunakan Bahasa Inggris itu berisi ancaman bahwa bom telah dipasang di lingkungan sekolah dan akan meledak dalam waktu 45 menit bila uang tebusan tidak dikirimkan.
“Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami... Jika kamu tidak mengirim uangnya, kami akan segera meledakkan bomnya. Hubungi polisi, kami akan meledakkannya di tempat,” tulis pelaku dalam pesan tersebut.
Ancaman itu dikirim melalui WhatsApp dan e-mail kepada pihak sekolah. Setelah pesan diterima, seluruh sekolah segera melaporkan kejadian ini kepada kepolisian.
Tim Gegana Polda Metro Jaya bersama aparat dari Polres Tangerang Selatan dan Polsek Kelapa Gading langsung melakukan penyisiran menyeluruh di lokasi-lokasi vital sekolah seperti ruang kelas, laboratorium, lobby, hingga area playground.
Hasilnya, tidak ditemukan bahan peledak atau benda mencurigakan di ketiga sekolah tersebut. Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko, memastikan bahwa situasi di NJIS aman dan terkendali.
“Sekitar pukul 09.30 WIB hasil penyisiran dinyatakan nihil bahan peledak. Namun, kami tetap melakukan penyelidikan terhadap sumber ancaman untuk menjamin keamanan lingkungan pendidikan,” ujar Seto dikutip dari kompas.com, Rabu (8/10/2025).
Sementara itu, Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, menegaskan bahwa proses sterilisasi dan pengamanan sudah selesai dilakukan dengan hasil yang sama, tidak ditemukan bom.
Pihak kepolisian kini tengah melacak asal usul pesan teror tersebut, termasuk apakah pelaku benar berasal dari luar negeri atau hanya menggunakan nomor asing untuk menutupi jejak digitalnya.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Erick Frendriz, menyampaikan bahwa tim gabungan lintas satuan telah dibentuk untuk mendalami kasus ini, terdiri dari Polres Metro Jakarta Utara, Polres Tangerang Selatan, Direktorat Kriminal Umum, dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya.
Ia menambahkan bahwa saat ini kepolisian tengah melakukan pelacakan digital dan bekerja sama dengan asosiasi kripto guna menelusuri alamat wallet Bitcoin yang digunakan oleh pelaku dalam aksi pemerasan tersebut.
“Kami mengimbau masyarakat, guru, dan orangtua agar tidak panik. Jika menemukan informasi terkait ancaman keamanan, segera lapor ke polisi melalui hotline 110,” ujar Erick dikutip dari detik news, Rabu (8/10/2025).
Ia menegaskan bahwa seluruh wilayah Jakarta Utara dan Tangerang kini dalam keadaan aman dan terkendali. Aparat kepolisian juga telah menempatkan pengamanan terbuka dan tertutup di sejumlah sekolah internasional lainnya guna mencegah ancaman serupa.
Kapolres Erick memastikan bahwa Polri siaga penuh 24 jam di lapangan untuk menjaga ketenangan masyarakat.
“Kami pastikan situasi aman. Tim penjinak bom sudah menuntaskan pemeriksaan dan hasilnya nihil. Kami ingin masyarakat tetap tenang, jangan panik, dan tetap beraktivitas seperti biasa,” ujarnya dikutip dari detik news, Rabu (8/10/2025).
0 Komentar