The Journalistic Odyssey: Pembinaan Anggota Baru UKM Jurnalistik UBSI Sukses Digelar

 

Ditulis Oleh: Nazwa Aulia Fadira

Sumber Gambar: Najwa Azira  

Karawang, 16 November 2025 - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik Universitas Bina Sarana Informatika kembali menyelenggarakan The Journalistic Odyssey (TJO), sebuah program pembinaan anggota baru yang menjadi tahap lanjutan setelah rangkaian rekrutmen pada 21 September - 18 Oktober 2025. Program ini dilaksanakan dalam dua bagian yang disebut sebagai Cycle, yakni pada 8 November dan 15 November 2025 di Aula Universitas BSI Slipi, dengan tujuan memperkenalkan dunia jurnalistik secara menyeluruh sekaligus membekali anggota baru sesuai divisi masing-masing.

TJO 2025 mengangkat tema besar “THE JOURNALISTIC ODYSSEY: SURVIVING THE MEDIA ARENA”, terinspirasi dari konsep Alice in Borderland yang menggambarkan ketangkasan, strategi, dan kesiapan peserta menghadapi berbagai tantangan dunia media. Anggota baru dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Queen, Jack, King, Poker, dan Joker. Setiap kelompok dipandu oleh dua pemandu yang mendampingi selama proses pembelajaran dan diskusi dengan masing-masing kelompok beranggotakan sekitar 10–11 orang. 

CYCLE 1: “The Vision Formula: When Research Meets Creativity” 

Cycle 1 yang digelar pada 8 November 2025 mengusung tema “The Vision Formula: When Research Meets Creativity”, sebagai representasi perpaduan antara kekuatan riset (Litbang) dan kreativitas visual (Media Kreatif). Acara dipandu oleh MC Kayla Shabirah Putri dan Angel Fitriani Anwar. Kegiatan diawali dengan registrasi peserta dan sambutan dari Ketua Umum UKM Jurnalistik, Ladayna Jannath Fahyen, serta ketua pelaksana acara TJO, Meutya Febi Santoso. Acara dilanjutkan dengan materi pertama dari Jannath mengenai gambaran UKM Jurnalistik.

Jannath menguraikan definisi jurnalistik, visi dan misi UKM Jurnalistik UBSI, divisi-divisi, serta program kerja secara general dan per divisi. Beberapa contoh yang dijabarkan dalam kategori program kerja besar adalah film dokumenter, company profile, The Journalistic Odyssey, Latihan Dasar Kepemimpinan, dan open recruitment. Sementara beberapa program per divisi terdapat artikel harian, insvlog, podcast, bedah buku dan film, dan lainnya.

Setelah sesi ice breaking dan games singkat, terdapat sesi inti di mana materi utama disampaikan oleh dua narasumber, yaitu Sani Lutfia Fahmi selaku Ketua Divisi Litbang UKM Jurnalistik 2024 dan Muhammad Hadi Alamsyah selaku Kepala Redaksi UKM Jurnalistik 2023. Sani membahas materi yang lebih berfokus pada divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) mengenai pentingnya riset dalam menghasilkan karya jurnalistik yang valid, terstruktur, dan bermakna.

Sani menjelaskan betapa pentingnya untuk selalu memastikan bahwa brief berita yang akan diunggah sesuai fakta dan sudah terbukti kebenarannya. Metode pengumpulan data seperti laporan media sosial terakreditasi, wawancara dan observasi langsung, survei online dan offline, serta kajian literatur dapat membantu kualitas informasi yang didapatkan agar lebih akurat.

Ia pun menerangkan beberapa tips untuk mewawancarai narasumber yang dibagi menjadi tiga poin, persiapan, pelaksanaan, dan pasca wawancara. Wawancara harus sudah terjadwal dan pertanyaan maupun peralatan yang dibutuhkan telah dipersiapkan maksimal sehari sebelumnya. Saat pelaksanaan diwajibkan untuk mencatat hal hal penting untuk mendokumentasikan data, serta membangun kenyamanan dengan narasumber. Sesudah wawancara, susun draf data dengan rapih agar memudahkan penghasilan output seperti artikel, spot news, survei, dan hari besar.

Setelah itu, Hadi membawakan materi yang berfokus pada divisi Media Kreatif (Medkre) dan pembahasannya difokuskan ke desain, plagiarisme di dunia kreatif, etika dalam berkarya, komunikasi visual, tantangan dan prospek kerja DKV (Desain Komunikasi Visual), dan dasar-dasar kamera. Ia menjelaskan beberapa tips untuk mendapatkan inspirasi desain dengan analogi menarik yaitu, “Kalau desain itu makanan, ide desain adalah resepnya.” yang bisa didapatkan dari eksplorasi, brainstorming, atau bahkan refleksi dari pengalaman emosional diri sendiri. Kasus plagiarisme yang marak juga menjadi pengingat bahwa proses mencari ide hingga mengimplementasikannya menjadi suatu karya orisinal merupakan sesuatu yang ekslusif.

Hadi mengutarakan bahwa desain juga bisa menyampaikan pesan menarik untuk meningkatkan interaksi audience, seperti pada poster kampanye sosial, logo perusahaan, packaging produk, feed sosial media, dan desain aplikasi atau website. Hal tersebut membuktikan bahwa prospek kerja di dunia kreatif ini sangat menjanjikan, apalagi jika bisa menguasai dasar-dasar kamera. Memahami bagian, jenis, dan cara kamera bekerja dapat membantu para anggota baru untuk mengerti teori dan teknik lebih mendalam seperti exposure triangle, rule of thirds, dan lainnya.

Setelah penyampaian materi, Adila Salsabila Naifa memaparkan penjelasan tugas yang harus dikerjakan peserta sesuai jobdesk per divisi. Bentuk tugas yang diberikan berupa riset sederhana mengenai topik tertentu, yang diproduksi sedemikian rupa dan diharapkan dapat menghasilkan output video pendek kreatif berdasarkan hasil riset tersebut.

Tugas ini dirancang agar peserta memahami bahwa karya jurnalistik yang baik harus berlandaskan data namun tetap menarik secara visual, serta membutuhkan beberapa elemen berbeda yang harus bekerja sama agar dapat membentuk satu kesatuan hasil yang apik. Seluruh tugas dikumpulkan serentak pada 23 November 2025, beberapa dokumen yang dikumpulkan antara lain ialah brief Litbang, artikel berita, hasil record wawancara, video pendek yang akan diunggah, serta caption sosial media. Pada Cycle ini tercatat 44 anggota baru hadir. 

Untuk menjaga ketertiban acara, diadakan beberapa peraturan dan ketentuan tata tertib, termasuk keterlambatan, tidak sesuai dengan dresscode yang telah ditentukan, tidak memakai name tag, dan tidak membawa alat tulis, yang nantinya akan diberikan konsekuensi. Dresscode Cycle 1 ditetapkan formal dengan bawahan jeans dan atasan kemeja.

CYCLE 2: “Talk Smart, Speak Loud: Breaking Silence, Building Image”

Cycle 2 yang dilaksanakan pada 15 November 2025 berfokus pada divisi Redaksi dan Humas dengan tema “Talk Smart, Speak Loud: Breaking Silence, Building Image”. Acara dipandu oleh MC Salwa Luthfianti dan Giona Syafira, diawali dengan registrasi dan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars UBSI. Tentunya tetap diselingi ice breaking dan games agar acara tetap berjalan antusias.

Materi pertama dibawakan oleh Aulia Dinati Sabrina selaku Ketua Divisi Redaksi 2024 yang menjelaskan materi seputar divisi Redaksi yaitu dasar kepenulisan dan news anchor. Aulia menjelaskan bahwa terdapat dua tipe berita, yaitu hard news (terkini dan aktualisasi) dan soft news (lampau tapi masih bisa diliput). Memahami tipe-tipe berita dapat membantu dalam menyusun struktur berita dengan rumus kepenulisan yang benar dan teori Segitiga Terbalik agar berita lebih tertata dan nyaman dibaca oleh audience. 

Penulisan berita bukanlah satu-satunya hal yang perlu diperhatikan sebagai anggota divisi Redaksi, melainkan pelafalan, intonasi, artikulasi, bahasa tubuh, dan tempo pengucapan sebagai pembawa berita juga penting. Beberapa tips yang diberikan Aulia untuk membawakan berita adalah menatap kamera bukan teks, menarik napas dalam sebelum memulai, dan latihan membaca script rutin.

Sementara materi kedua disampaikan oleh Nazma Herlia Septiani, Ketua Divisi Humas 2024, ia menyoroti materi Humas tentang strategi mengelola akun media sosial, membangun branding diri dan organisasi, serta teknik negosiasi dengan media partner. Peka terhadap trend dan menjadi admin yang ramah adalah kebiasaan yang bagus untuk menaikkan interaksi audience terhadap sosial media organisasi.

Penentuan gaya akun juga penting untuk pembangunan identitas, karna pemilihan tema bisa memengaruhi hal-hal kecil seperti desain feed, caption, dan color palette yang lebih rapih. Tentunya membangun relasi dengan komunikasi lancar adalah merupakan keharusan lain, karena negosiasi dengan calon media partner atau sponsor membutuhkan pemahaman akan kebutuhan dua belah pihak dan konsistensi penuh.

Setelah materi, peserta mengikuti sesi mentoring per divisi yang dipandu dan diatur waktunya oleh Nurul Falah Rismawati. Setiap divisi diwakilkan oleh 4 mentor yang bertugas untuk mengecek progres tugas kelompok yang telah diberikan pada Cycle 1. Para mentor akan memberikan saran serta berdiskusi dengan anggota kelompok secara bergantian, anggota kelompok pun dapat mengajukan pertanyaan serta meminta kritik atas kinerja mereka. Pada cycle kedua ini, jumlah peserta hadir sebanyak 42 anggota baru. Dresscode yang ditentukan mengusung kombinasi warna pink, hijau, dan biru. Kedua cycle diakhiri dengan sesi dokumentasi dan membuat konten sosial media bersama-sama.

Selama dua hari rangkaian kegiatan, peserta tidak hanya menerima teori tetapi juga langsung diarahkan pada praktik melalui tugas pembuatan karya jurnalistik yang harus dikumpulkan serentak pada 23 November 2025. Program ini diharapkan dapat menjadi pondasi kuat bagi anggota baru untuk memahami ritme kerja jurnalistik, memperkuat kemampuan kolaborasi lintas divisi, serta mempersiapkan mereka menjalankan jobdesk sesuai standar UKM Jurnalistik UBSI. The Journalistic Odyssey menjadi bukti komitmen organisasi dalam melahirkan anggota yang adaptif, kreatif, dan siap berkontribusi dalam arena media kampus.

Posting Komentar

0 Komentar