Oleh Dina Safira pada Selasa, 22 Maret 2022 pukul 10.15 WIB
UKM
Jurnalistik Universitas Bina Sarana Informatika menerbitkan ulang laporan LPM
Lintas mengenai kekerasan seksual di lingkungan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Ambon. Republikasi ini merupakan respons atas tindakan pembredelan yang
diberlakukan Rektor IAIN Ambon, Zainal Abidin Rahawarin, terhadap LPM Lintas
setelah laporan tersebut terbit dalam Majalah Lintas Edisi II Januari 2022 yang
berjudul IAIN Ambon Rawan Pelecehan.
Republikasi
ini dilakukan atas seizin pihak redaksi LPM Lintas sebagai bentuk solidaritas
atas pembungkaman dan kekerasan terhadap entitas pers mahasiswa. UKM
Jurnalistik UBSI tidak akan menarik laporan ini sampai Rektor IAIN Ambon
mencabut Keputusan Rektor IAIN Ambon Nomor 92 Tahun 2022 tentang Pembekuan LPM
Lintas IAIN Ambon. ( Dina Safira )
Korban
tidak melaporkan kasus kekerasan seksual lantaran takut dipersulit di ujung
studi. Dosen meminta mahasiswa mencari rekannya yang bisa dibayar untuk
seranjang.
Sore
itu, hari hampir remang. Mirna memenuhi panggilan ke rumah dosen dengan tujuan
mengambil draf skripsi yang akan diujikan pada Selasa, 26 Oktober 2021.
Suasana
di sekitar rumah yang berada di Wara, Desa Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau,
Kota Ambon, itu sepi. Dosen itu, IL menyambutnya di dalam rumah dengan
mengenakan celana pendek dan kaus singlet. Tak ada orang lain kecuali IL dan
Mirna.
Mirna—bukan
nama sebenarnya–sempat diminta melongok ke luar. Setelah tahu tak ada orang
lalu-lalang, dosen itu memintanya menutup pintu. “Coba lihat, kalau tidak ada
orang kunci pintu,” kata mahasiswi 23 tahun ini, mengulang ucapan IL–kepada
Lintas, Kamis, 18 November lalu.
Bukan
kali pertama mahasiswi angkatan 2017 itu diminta bertemu di rumah. Tiga kali
datang sendiri, dan lainnya bersama temannya. Hari itu, menurut Mirna, dosen
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (Uswah) berusia 33 tahun ini pun meminta dia
duduk mendekat dan memandang ke arahnya.
“Tiba-tiba
dia bilang beta menganga ke sini. Padahal dia kasih keluar kemaluannya,” tutur
Mirna, terbata-bata. Ia semakin panik ketika IL memaksanya berhubungan badan.
Dosen itu mendesaknya dengan mengatakan, “Mengerti Pak. Pak punya istri tidak
ada, satu kali ini saja!”
Mirna
menolak. Namun, ia berujar, IL justru memaksa supaya keduanya saling memegang kemaluan.
Desakan mesum itu tak berhenti di situ. Pada tangan kiri, tepat di jari manis,
terpasang cincin permata merah. Mata IL tiba-tiba tertuju ke benda itu.
Selanjutnya,
IL meminta Mirna menyerahkan cincin tersebut. “Beta pikir untuk apa, padahal
dia kasih masuk cincin itu di ujung kemaluan,” katanya. Setelah beraksi, IL
mengembalikan cincin itu dengan menaruhnya langsung ke dalam tas atas perintah
Mirna. “Terpaksa beta suruh dia isi dalam tas. Namanya katong punya cowok
kasih, bagaimana mau buang?” ucap Mirna, lirih.
Usaha
IL mendekati Mirna, mahasiswi yang wisuda pada 29 Desember lalu, duduk di
semester tiga. Mirna baru intens berkomunikasi dengan IL ketika dosen itu
menawarkan membantu menyelesaikan skripsi tersebut. Hingga skripsi rampung,
Mirna merogoh kocek di atas Rp 3 juta
kepada IL. Menurut Mirna, beberapa kali ia terhambat berkonsultasi dengan dosen
pembimbing lantaran IL, kerap menunda memberikan draf proposal skripsi.
Urusan
skripsi ini diduga menjadi pintu masuk buat IL mengajaknya bertemu di rumah
serta berkonsultasi via aplikasi pesan media sosial. Saat itu IL diduga intens
melancarkan ucapan bernada mesum dan mengirim gambar serta video berbau porno.
Mirna
menunjukkan kiriman IL itu kepada Lintas. Dua gambar beradegan porno dikirim
pada 6 Februari 2021 pukul 01.40 WIT. Diikuti teks di bawahnya. “Kasihan sudah
lama Pak tidak merasakan begini.”
Mirna
memprotes kiriman tersebut. Tapi dosen ini membalas bahwa pesan itu sekadar
hiburan. Pada 21 September lalu pukul 22.40, Mirna menerima kiriman video
sepanjang 13 detik dari akun yang sama. Isinya seorang pria bercelana pendek
dalam posisi telentang di ranjang sembari memainkan alat kelaminnya. “Itu video
dia sendiri, beta kenal dia punya tangan,” ujar Mirna.
Enam
hari kemudian, datang lagi kiriman foto bergambar penis pada pukul 22.12. Dari
pesan teks di Messenger ini, IL meminta Mirna tak marah dan merahasiakan isi
percakapan tersebut.
BACA JUGA : BERAWAL DARI WARUNG MAKAN PECEL LELE, NAFA SALVANA RUNWAY DI MILAN FASHION WEEK, ITALIA
“Antua
bilang beta bisa jaga rahasia. Jadi dia kirim gambar seenaknya saja. Mungkin
dia pikir beta perempuan gampangan,” tutur mahasiswi kelahiran 1998 ini, geram.
Mirna mengaku tak nyaman dengan semua perilaku IL. Namun tak bisa berbuat
banyak lantaran tersandera skripsi di tangan IL.
Mirna
pernah membagi keresahan itu ke sejumlah teman. Cerita tentang IL lantas
menyebar ke sejumlah mahasiswa, laki-laki dan perempuan. Salah satu rekannya
mengaku pernah melihat tangkapan layar berisi pesan IL, yang meminta Mirna
mengirim gambar tubuhnya.
“Dia
pernah kasih tunjuk, dosen itu minta kirim gambar payudara,” ujar mahasiswa
yang minta namanya tak dikutip Lintas, Jumat, 19 November lalu.
Cerita
lain tentang perilaku IL datang dari Nani–juga bukan nama sebenarnya. Nani
berkisah, ketika Mirna kembali dari rumah IL, dosen itu langsung mengirim video
bernada cabul. “Kalau tidak salah, sampai sekarang dia masih simpan video dan
percakapan IL,” ujar Nani. Dia mengaku sempat membaca pesan dari IL di ponsel
Mirna yang berisi ajakan itu, kata Nani, IL justru menuduhnya dengan
mengatakan, “Nanti dengan pacar kamong (kalian) bisa buka semua. Kalau dengan
Pak tidak mau,” ucap Nani, menirukan pesan IL.
Sejumlah
mahasiswa mengenal IL dosen genit. Obrolan di aplikasi Messenger itu diketahui
banyak mahasiswa. Lintas menemui empat mahasiswi mengaku pernah mendapat
kiriman pesan bernada mesum dari IL. Sebagian di antaranya enggan membeberkan isi percakapan sang dosen.
Dari
pesan berisi ajakan pacaran hingga ditawarkan menikah. Misalnya, sebut saja
Nuril, ia mengaku diminta IL menjadi istri kedua. Semenjak itu Nuril terus menghindar
dengan memutar jalan saat berpapasan dengan IL. “Bagaimana, ya? Takut, malu,
gitu lo,” kata dia, Selasa, 16 November lalu.
Selain
itu, IL pun disebut mengajak tidur di indekos mahasiswa. Ajakan itu datang
setelah ia tahu mahasiswi tersebut tinggal di kos sendiri. Ketika menolak
ajaran IL, dosen tersebut justru menanyakan teman sekelasnya yang bisa disewa
untuk seranjang.
“Ada
teman-teman yang bisa bapak pakai?” tutur Nani, menirukan pesan IL. “Maklum,
ini hujan. Jadi mengerti jua.” Mirna juga mendapat pesan serupa yang meminta
mencarikan teman mahasiswi untuk dibayar sebagai teman tidur. Setelah mengaku
tak punya teman seperti yang diinginkan IL, dosen itu justru menawarkan teman
sekelasnya, yakni Umi.
IL–Mirna
melanjutkan–meminta nomor ponsel Umi, bukan nama sebenarnya. Tapi Mirna tak
memberikan nomor temannya itu. Setelah Lintas menelusuri cerita ini, Umi
mengaku dua kali dihubungi IL dengan panggilan “sayang”.
“Kalau
dia chat ‘sayang-sayang’, beta alihkan ke pembahasan persoalan tugas,” tutur
Umi, Rabu, 17 November lalu. Dia mengaku IL juga meminta foto pribadinya, tapi
ia tak menggubris.
Dari
pengakuan Mirna, IL tak hanya mengajak berhubungan badan, mengirim gambar
mesum, memamerkan kelamin, ia sekali waktu pernah meminta berhubungan mesra melalui
panggilan telepon. Lintas sempat membaca ajakan itu di ponsel Mirna.
Belakangan,
setelah kedok IL terbuka, sang dosen bertitel magister ini berdalih bahwa semua
percakapan itu terjadi lantaran akun Facebook-nya diretas. Setelah dipanggil pihak
jurusan November lalu, IL beralasan peretasan itu sudah enam bulan.
Berbeda
dengan diakui IL kepada Mirna. Ia beralasan bahwa peretasan akun Messenger
berlangsung sejak tiga bulan, terhitung dari November tahun lalu. Melalui pesan
instan ke Mirna, IL mengaku peretasan terjadi ketika ponselnya diservis.
“Ternyata selama 3 bulan Pak punya akun di-hack, Pak baru tahu tadi malam,”
seperti dikutip pada tangkapan layar yang diterima Lintas, 21 November lalu.
Pada
pesan berikutnya, IL mengancam akan melaporkan Mirna ke polisi dengan tuduhan
pencemaran nama baik jika semua percakapan bernada mesum itu tersebar. “Ini
pencemaran nama baik,” kata IL, seperti dikutip dari potongan gambar itu.
Dimintai
konfirmasi terkait obrolan bernada mesum serta kejadian di rumahnya, IL
membantah. Ia menuduh mahasiswi tersebut salah paham. Kata dia, saat itu ia
hendak tidur dengan istrinya, tak lama mahasiswa datang berkonsultasi terkait
skripsi.
Ia
keluar menemui mahasiswa dengan mengenakan kaus dan celana pendek–dan sempat
merapikan celana di depan korban. “Mungkin dari situ dia berpikir seperti
disebutkan itu (memainkan kelamin),” ucap IL, saat ditemui Lintas di gedung
kuliah Fakultas Ushuluddin, Selasa, 7 Desember lalu.
Ia
mengatakan bahwa ajakan menikah ke mahasiswi hanya candaan. “Tidak ada yang
serius,” tutur IL. Sementara pesan berbau mesum, ia mengaku dikirim oleh orang
yang meretas akun media sosialnya.
Suatu
kali, IL meminta bertemu di kampus di Gedung Kembar pukul 10 malam dengan
alasan membicarakan skripsi. Tapi ia menolak ajakan itu karena trauma dengan
perilaku IL. Ia berniat melaporkan IL, tapi belakangan takut skripsi yang
tengah disusun bakal mandek.
Salah
satu teman pria Mirna di jurusan pun bersedia melaporkan kasus kekerasan
seksual yang menyeret nama IL ini. Tapi niat itu dibatalkan Mirna karena takut
urusan studinya dipersulit. Sejak itu Mirna memilih bungkam.
“Itu
pelecehan, tapi beta diam saja,” ucap dia dengan kepala menunduk.
(Idris
Boufakar, Yolanda Agne, Taufik Rumadaul, Ihsan Reliubun)
BACA JUGA : LAHIRNYA JUARA BARU ALL ENGLAND 2022 DARI GENERASI BARU GANDA PUTRA INDONESIA
0 Komentar