Kebakaran di Manggarai Diduga Akibat Korsleting Listrik Saat Pengisian Daya Ponsel

 

Ditulis Oleh: Salma Rihadathul Aissy

Sumber Gambar: Detik News.com 


Kuningan, 14 Agustus 2024 – Terjadi kebakaran yang melanda kawasan pemukiman padat penduduk di Jl. Saharjo Raya, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (13/08/2024) pukul 02.30 WIB. Kebakaran di kawasan Jl. Saharjo Raya tersebut melanda dua RW di Kelurahan Manggarai, yakni RW 06 dan RW 12 yang dihuni total 15 RT. 


Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menduga penyebab kebakaran berasal dari korsleting saat pengisian daya ponsel di salah satu rumah warga. 

"Menurut keterangan dari bapak Sukiman ketua RT 02 RW 06, keterangan (sumber api) dari casan (charger) HP," ujar Kasudin Gulkarmat Jaksel Syamsul Huda kepada detikcom. di kutip dari Detik News.com pada tanggal 14 Agustus 2024.


Ada 34 unit mobil gabungan dikerahkan dalam proses pemadaman api yang membakar puluhan rumah warga. Sebanyak 31 unit dari wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) dan tiga dari Jakarta Timur (Jaktim).

Sementara itu, petugas damkar yang dikerahkan berjumlah 120 personel untuk meminimalkan perambatan dan memadamkan api yang terus merembet hingga membakar isi rumah warga.

Lurah Manggarai Selatan, Arafat Dinsirat, mengungkap sebanyak lebih dari 100 rumah dari total 21 RT terkena dampak kebakaran. Dia menyebut titik kebakaran mulanya berada di RW 06.

"Total dari RW ada 2, RW 6 dan RW 12. Jumlah RT yang terdampak RW 6 itu 15 RT, RW 12 itu 6 RT. Kalau detailnya kami belum bisa mengakses ya (jumlah rumah yang terbakar). Kalau pastinya di atas 100 rumah," ungkap Arafat kepada wartawan di lokasi kebakaran, Selasa (13/08/2024). Dikutip dari Detik News.com pada tanggal 14 Agustus 2024.


Dia menyebut saat ini pihaknya bersama seluruh stakeholder sudah menyiapkan beberapa tempat pengungsian. Sejauh ini sudah ada empat titik pengungsian yang disiapkan.

"Yang jelas kami fokus ke dalam penanganan setelah kejadian kebakaran pada warga Manggarai. Lokasi pengungsian juga sudah kita siapkan semua di RW 7 Masjid Al Falah, kemudian di SD 05 RW 9, di pos RW 12, ada juga di parkiran Stasiun Kereta Api Bandara," ungkapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan sebanyak 7 orang mengalami luka-luka akibat kebakaran tersebut.


"Korban 7 orang luka sudah ditangani petugas," ungkap Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang dalam keterangan tertulis, Selasa (13/08/2024). 

Michael melaporkan sebanyak 1.050 Kartu Keluarga (KK) atau 4.219 jiwa dari 21 RT terdampak dan mengungsi di lokasi yang disiapkan. Rinciannya adalah 750 KK dari RW 06 dan 300 KK dari RW 12.

"Data sementara pengungsi RW 06 jumlah 15 RT dengan 750 KK 2.888 jiwa dan RW 12 jumlah 6 RT dengan 300 KK 1.331 jiwa," ungkapnya.


Iskandar (60), salah seorang korban kebakaran, menyesali sikap pemilik rumah yang diduga menjadi tempat pertama munculnya api. Sebab, tetangganya itu tidak memberi tahu warga bahwa rumahnya kebakaran dan malah melarikan diri. Iskandar menjelaskan, api pertama kali muncul dari sebelah gang rumahnya. Dia dan beberapa warga lain sempat berusaha memadamkan api, tetapi api terlanjur besar.

"Dari rumah warga, jadi api, memang orang itu informasinya sudah sering lalai. Selalu dibantu sama masyarakat, cuma mungkin hari ini bingung, apa dia malu apa bagaimana, begitu kebakaran, informasinya langsung ditinggal," ungkap Iskandar ketika ditemui di rumahnya yang telah terbakar, Selasa (13/8/2024). Dikutip dari Kompas.com pada tanggal 14 Agustus 2024


Iskandar menduga, pemilik rumah yang jadi sumber api pertama kali merasa malu untuk meminta tolong karena sudah beberapa kali kebakaran pernah hampir terjadi karena kelalaian si pemilik rumah. Iskandar menyampaikan, pemilik rumah tersebut kemudian lari meninggalkan lokasi kejadian dan belum juga kembali hingga pukul 11.25 WIB, Selasa (13/08/2024).


Hal serupa juga disebut oleh Andri (47), salah seorang warga RT 04/06. Saat itu Andri sedang mengurus perayaan 17 Agustus ketika melihat asap di kampung tersebut. 

"Itu jam 02.00 WIB, saya lihat ada asap. Pas saya lihat asap, ada bunyi sibuk dari dalam rumah. Mereka nyiram sendiri di dalam rumah, enggak minta pertolongan," ungkap Andri ketika ditemui di Kampung Bali Matraman, Selasa (13/08/2024). Dikutip dari Kompas.com pada tanggal 14 Agustus 2024.

Setelahnya, ia berusaha menolong rumah tersebut menggunakan APAR yang ada di rumah RT.

Posting Komentar

0 Komentar