Mengevaluasi SEMOT, Transparansi Dana Pra Kuliah, dan Program Dana Cita, Mahasiswa Baru 2024 Berikan Tanggapan dan Keluhan Mereka

Ditulis oleh: Ashylla Humaira

Sumber gambar: Arneta Zahra Julyanti


Jakarta, 23 September 2024 - Acara Seminar Motivasi 2024 yang digelar oleh Universitas Bina Sarana Informatika sebagai acara penyambutan para mahasiswa baru tahun 2024 telah selesai dilaksanakan. Sekitar 8.000 mahasiswa baru menghadiri acara Seminar Motivasi 2024 yang dilaksanakan di BSI Convention Center pada hari Minggu (22/9/2024) di Jalan Kaliabang, Bekasi.

Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik UBSI melalui Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) melakukan penyebaran survei dalam bentuk Google Form pada tanggal 20–27 September 2024. Survei ini ditujukan kepada para mahasiswa baru yang hadir untuk mengetahui tanggapan dan keluhan mereka tentang persiapan acara sekaligus pengetahuan mereka tentang program Dana Cita dan informasi dana pra kuliah.

Sebanyak 119 responden mengisi survei ini. Mereka berasal dari 14 cabang kampus Universitas BSI dan 3 fakultas yang ada di Universitas BSI, yaitu Fakultas Teknik dan Informatika, Ekonomi dan Bisnis, dan Komunikasi dan Bahasa.

Pada hasil survei, untuk pertanyaan mengenai alasan utama mahasiswa memilih Universitas BSI, 25% menjawab dengan alasan biaya kuliah yang terjangkau, dan 30% menjawab lokasi kampus yang dekat dengan rumah. Sedangkan 6% responden lainnya menjawab dengan alasan karena mereka mendapatkan beasiswa.

Pada pertanyaan mengenai persiapan mahasiswa menjelang SEMOT 2024, seorang responden menjawab bahwa pengalamannya tidak begitu baik karena adanya permasalahan desain baju dan kurangnya informasi jelas dari pihak BSI mengenai desain kaos SEMOT 2024 periode September. Responden tersebut juga menyebutkan bahwa ia kesulitan mencari grup resmi untuk mahasiswa baru sehingga ia terlambat mengetahui BSI CyberStore, toko online resmi dari Universitas BSI yang menjual atribut ofisial SEMOT 2024.

“Ketika saya selesai mendaftar ulang dan mendapatkan kelas dan NIM, tidak ada info sama sekali mengenai BSI CyberStore dan tidak ada himbauan bahwa baju SEMOT wajib beli di sana,” ujar responden tersebut di jawaban tertulis di hasil survei.

Responden tersebut juga menuliskan ada beberapa hal yang kurang jelas tentang akun Instagram Universitas BSI apa saja yang harus diikuti, dan kurangnya pengumuman dari admin BSI mengenai bus untuk pergi ke dan dari lokasi SEMOT di Kaliabang.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa 51% responden membeli kaos SEMOT di luar BSI CyberStore, 48% membeli melalui BSI CyberStore. Sedangkan mengenai kebijakan pembelian kaos SEMOT di toko resmi, 83% responden merasa kebijakan ini memudahkan mereka, dan 21% berpendapat bahwa kebijakan ini tidak memudahkan mereka. Beberapa responden memilih untuk membeli kaos di luar BSI CyberStore karena lebih murah dan sudah termasuk topi dan bendera. Responden lain memilih untuk membeli atribut di toko resmi karena merasa lebih aman dan dipermudah tanpa takut tertipu.

Perihal informasi dan transparansi keuangan kampus terkait biaya pra kuliah, sebanyak 23% responden memberikan nilai 1, 13% memberikan nilai 2, 32% memberikan nilai 3, 18% memberikan nilai 4, dan 15% memberikan nilai 5.

Mengenai hal tersebut, sebanyak 54% responden menyatakan bahwa ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan selain yang diinformasikan saat pendaftaran, sedangkan 46% menyatakan tidak ada biaya tambahan. Adanya biaya tambahan untuk atribut SEMOT seperti ensiklopedia, tanaman hias, papermob, dan transportasi ke Kaliabang juga dikeluhkan beberapa responden.

Perihal program Dana Cita, sebanyak 41% responden mengetahui tentang program ini, dan 54% tidak mengetahui program ini. Beberapa responden menjawab ketidaksetujuan mereka terhadap program Dana Cita karena dianggap mirip dengan skema pinjaman online yang memberatkan mahasiswa.

“Menurut saya, jika itu memang banyak dibutuhkan untuk mahasiswa yang kurang mampu, itu merupakan hal positif. Tetapi jika berbalik berimbas kepada mahasiswa, itu merupakan hal negatif. Namun jika BSI sudah mengeluarkan kebijakan tersebut, berarti sudah dipikirkan kedepannya akan seperti apa dampaknya,” jawab salah satu responden.

Sebanyak 43% responden menyatakan tidak akan menggunakan program Dana Cita, 52% belum memutuskan, dan 5% berencana untuk menggunakan program tersebut.

UKM Jurnalistik UBSI juga melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa baru di SEMOT 2024 untuk menanyakan pengalaman dan keluhan mereka selama acara.

Mayoritas mahasiswa merasa kegiatan SEMOT membantu dalam beradaptasi dengan lingkungan kampus dan berkenalan dengan teman-teman baru. Namun, ada juga yang merasa kurang efektif karena mencampurkan mahasiswa dari berbagai lokasi kampus.

Kritik utama yang disampaikan meliputi kurangnya koordinasi dan kejelasan informasi, terutama mengenai jadwal dan instruksi pembuatan papermob. Beberapa mahasiswa juga menyoroti masalah teknis seperti eskalator yang tidak berfungsi.

Secara umum, mahasiswa menilai kegiatan SEMOT 2024 sudah cukup baik dalam membantu mereka memulai kehidupan perkuliahan di Universitas BSI. Namun, untuk perbaikan ke depan, mahasiswa menyarankan agar panitia meningkatkan koordinasi, memberikan informasi lebih awal dan jelas, serta mempertimbangkan perbaikan fasilitas parkir untuk mengurangi kemacetan.

Begitulah informasi, data penelitian, dan hasil wawancara yang diperoleh UKM Jurnalisitk UBSI mengenai pendapat para mahasiswa baru tentang acara SEMOT 2024, tranparansi dana pra kuliah, dan program Dana Cita. Namun, untuk saat ini, kami belum mendapat tanggapan resmi dari pihak Universitas BSI.

Posting Komentar

0 Komentar