Kritik dan Evaluasi untuk Promotor Day6 dari Myday hingga DPR

 

Ditulis Oleh : Anisah Nabilah Surono

Sumber Gambar : Kompas.com


Cikarang, 06 Mei 2025 — Gelaran konser DAY6 di Jakarta pada Sabtu, 03 Mei 2025 yang seharusnya menjadi momen berharga bagi para penggemar justru berubah menjadi polemik besar di media sosial dan ruang publik. Berbagai kritik bermunculan dari para penggemar setia DAY6, yang dikenal dengan sebutan MyDay, hingga perhatian serius dari lembaga legislatif seperti DPR RI.


JYP Entertainment selaku agensi DAY6 akhirnya buka suara dan menyampaikan permintaan maaf resmi pada Minggu, 4 Mei 2025. Dalam pernyataannya, JYP menyampaikan penyesalan mendalam atas pengalaman buruk yang dialami penggemar selama konser berlangsung. Mereka juga menegaskan bahwa pihaknya sedang meninjau ulang proses kerja sama dengan promotor lokal, Mecima Pro, yang dianggap gagal memberikan pengalaman konser yang layak bagi artis dan penggemar.


Kritik yang membanjiri media sosial sejak akhir pekan tersebut bukanlah serangan terhadap DAY6 sebagai artis. Sebaliknya, perhatian tertuju kepada promotor, Mecima Pro, yang dinilai tidak profesional dalam menjalankan tanggung jawabnya. Para penggemar menilai bahwa banyak kesalahan teknis dan manajerial yang membuat konser jauh dari kata memuaskan.


Kekacauan sudah tercium sejak lama. Lima bulan sebelum konser, promotor sempat mengumumkan bahwa konser akan digelar di Jakarta International Stadium (JIS), namun kemudian diam-diam dipindahkan ke Stadion Madya Gelora Bung Karno. Kurangnya transparansi dan komunikasi mengenai perpindahan venue ini membuat banyak penggemar merasa dibohongi. Terlebih, Stadion Madya memiliki kapasitas dan fasilitas yang dianggap tidak sebanding dengan skala popularitas DAY6.


Selain perpindahan venue, sistem tiket dan akses penonton juga menjadi titik kritis dalam konser ini. Banyak penggemar mengeluhkan kurangnya petunjuk yang jelas, antrean yang semrawut, hingga distribusi merchandise yang tidak tertata. Beberapa bahkan melaporkan pengalaman tidak menyenangkan seperti tertahan di pintu masuk, tidak mendapatkan tempat duduk sesuai kelas tiket, hingga keterlambatan masuk ke area konser.


Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi menambah keruwetan konser DAY6 di Jakarta. Berbagai kekacauan tersebut pun viral di media sosial hingga trending topic. Sementara itu, Mecima Pro selaku promotor konser DAY6 di Jakarta pada Sabtu, 3 Mei 2025 tidak menjawab pertanyaan dari tim CNN Indonesia terkait klaim tiket.com dan terkait keluhan dari para penonton.


Situasi ini tidak hanya menjadi perbincangan lokal, tetapi juga menarik perhatian media asing yang menyoroti buruknya manajemen konser. Menanggapi kerusuhan tersebut, Komisi VII DPR RI yang membawahi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, menyuarakan keprihatinannya. DPR mendesak pemerintah untuk meninjau kembali izin operasional promotor-promotor acara musik, termasuk Mecima Pro.


Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk memanggil pihak promotor, asosiasi penyelenggara acara, serta stakeholder lainnya guna membedah permasalahan ini secara menyeluruh. Menurutnya, konser musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari industri kreatif yang berdampak pada reputasi Indonesia di mata internasional.


"Pertama adalah lakukan evaluasi menyeluruh. Kami minta Kemenpar dan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk melakukan evaluasi terhadap promotor yang terlibat dalam konser bermasalah." ujar Lamhot saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin, 5 Mei 2025.


"Ini penting agar kasus-kasus serupa tidak terulang. Karena kami sering kali mendengar banyak kasus serupa terjadi," lanjutnya.


Komisi VII DPR RI yang lingkup tugasnya menaungi ekonomi kreatif dan pariwisata itu juga mendorong pemerintah untuk meninjau izin operasional dan kinerja promotor dalam menggelar pertunjukan.


Kekacauan dalam konser DAY6 ini menjadi tamparan keras bagi ekosistem pertunjukan musik di Indonesia. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan, tidak hanya terhadap satu promotor, tetapi juga terhadap sistem pengawasan dan regulasi dalam penyelenggaraan konser. Penggemar yang telah mengorbankan waktu, uang, dan emosi, berhak mendapatkan pengalaman yang setara dengan dukungan mereka terhadap artis.


Langkah DPR dan desakan dari publik diharapkan menjadi titik balik bagi industri hiburan Tanah Air untuk meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas. Ke depannya, promotor harus lebih terbuka dan profesional dalam mengelola acara, demi menjaga kepercayaan penggemar serta nama baik Indonesia sebagai tuan rumah konser musik internasional.



Posting Komentar

0 Komentar