Jakarta,
18 Mei 2025– Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana
Informatika (UBSI) Kampus Cengkareng menyelenggarakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang bertajuk “Peningkatan Literasi Digital dan Etika Bermedia
Sosial dalam Toleransi Beragama untuk Remaja PKBM Tambora Jakarta Barat.”Kegiatan
ini diadakan di Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) Jembatan Lima danmelibatkan
lebih dari 70 remaja dari Rombongan Belajar Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat
(PKBM) Karang Taruna Kec. Tambora.
Pelatihan
ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya penggunaan media sosial dikalangan
remaja, termasuk mereka yang tidak lagi mengenyam pendidikan formal.Remaja
berusia 13 hingga 20 tahun dari lingkungan PKBM dinilai sebagai kelompok rentan
terhadap disinformasi, ujaran kebencian, dan konflik sosial daring. Melalui kegiatan
ini, mahasiswa UBSI mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi yang komprehensif
mengenai penggunaan media sosial yang bijak, bertanggung jawab, dan menjunjungtingginilai-nilai
etika dan toleransi beragama
Kegiatan
ini dirancang secara sistematis dengan pendekatan partisipatif yang menempatkan
peserta sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pelatihan ini,
para peserta mendapatkan materi dan praktik langsung yang mencakup pengantar
penggunaan media sosial dan prinsip literasi digital, etika berkomunikasi di
media sosial serta tanggung jawab pengguna, hingga cara mengenali hoaks,
disinformasi, dan ujaran kebencian. Selain itu, peserta juga diajak terlibat
dalam studi kasus interaktif yang menyoroti isu toleransi antaragama dan
penyebaran ujaran negatif di ruang digital, dilengkapi dengan simulasi diskusi
untuk melatih pemikiran kritis dan menumbuhkan empati sosial.
Lebih
dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini bertujuan membentuk kesadaran kritis
peserta terhadap posisi mereka sebagai bagian dari masyarakat digital yang
aktif dan bertanggung jawab. Remaja diajak untuk merefleksikan bahwa media
sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga merupakan
arena komunikasi publik yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dinamika
sosial, budaya, bahkan spiritual. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan para
peserta dapat berkontribusi dalam menciptakanruangdigitalyangsehat,inklusif,
dan penuh toleransi.
Koordinator
Rombongan Belajar PKBM Karang Taruna Kecamatan Tambora, Ibu Syaidah,
menyampaikan apresiasinya:
“Kami
sangat senang dan terbantu dengan kegiatan ini. Anak-anak kami sangat aktif di
media sosial, tapi belum tentu tahu bagaimana menggunakannya dengan baik.
Kehadiran mahasiswa UBSI memberi mereka wawasan baru yang penting, terutama
soal menghargai perbedaan dan berpikir kritis sebelum menyebarkan informasi.”
Salah satu peserta pelatihan, remaja berusia 17
tahun, mengungkapkan: “Saya baru sadar, nggak semua yang viral itu bener.
Sekarang saya lebih ngerti kalau komentar di media sosial juga bisa menyakiti
orang lain, apalagi kalau tentang agama.”
Ketua
pelaksana kegiatan, Ilham Thaher Tirtadinata, mahasiswa semester akhir Ilmu
Komunikasi konsentrasi Public Relations, menekankan pentingnya mengintegrasikannilai-nilai
keislaman dalam literasi digital:
“Literasi
digital itu bukan hanya soal kemampuan teknologi, tapi juga soal akhlak. Dalam
Islam, menjaga lisan—termasuk tulisan di media sosial—adalah bagian dari iman.
Kami ingin peserta memahami bahwa menjadi cerdas digital juga berarti menjadi
pribadi yang jujur, sopan, toleran, dan bertanggung jawab.”
Ilham
menambahkan bahwa kegiatan ini menekankan prinsip rahmatan lil ‘alamin yang
diajarkan Islam: kasih sayang untuk semua. Nilai ini diterjemahkan dalam pelatihan
sebagai prinsip komunikasi damai, menghargai perbedaan keyakinan, dan
menghindari fitnah atau provokasi daring.
Dukungan
teks-teks keagamaan juga disisipkan dalam pelatihan. Misalnya, Surah Al-Hujurat
ayat 12 digunakan untuk menjelaskan pentingnya menjaga prasangka dan tidak
menggunjing di media sosial, sementara hadis NabiSAW:
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata
yangbaikataudiam.”(HR.Bukhari dan Muslim)
Kegiatan ini merupakan bagian
dari implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian
kepada masyarakat. Mahasiswa UBSI tidak hanya tampil sebagai fasilitator,
tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang membawa nilai ilmu, etika, dan
spiritualitas dalam satu paket pelatihan.
Dengan semangat kolaborasi,
kegiatan ini juga membangun hubungan harmonis antara kampus, komunitas lokal,
dan para pemuda yang termarginalkan dalam sistem pendidikan formal. Diharapkan,
program ini tidak berhenti di Tambora saja, tetapi dapat direplikasi di daerah urban
dan semi-urban lainnya, guna memperkuat ketahanan generasi mudaterhadapkrisis
informasi dankonfliksosialdigital
0 Komentar