Ditulis Oleh: Khairunnisa Zabrina Salsabila
Sumber Gambar: CNN Indonesia
Jakarta, 15 September 2025 – Tim Ekspedisi TNI AD menemukan 19 ekor macan tutul jawa, termasuk macan kumbang, di kawasan Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. Temuan ini diumumkan melalui rilis oleh Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) pada Minggu, 14 September 2025. Tim ini dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, pada Februari 2025 silam di Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad untuk melakukan pemasangan 40 unit kamera jebak untuk foto dan video di kawasan Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
“Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini,” kata Maruli dalam keterangannya, Senin (15/09/2025).
40 kamera trap yang dipasang di beberapa titik dalam jangkauan sekitar 10.000 hektar di kawasan Sanggabuana selama ekspedisi berhasil menghasilkan 198 rekaman aktivitas satwa. Melalui data tersebut, tim mendapati 19 individu Macan Tutul Jawa dan Macan Kumbang (Panthera Pardus Melas), termasuk dua anak macan.
Koordinator Tim Survei Macan Tutul Jawa Sanggabuana dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Bernard T. Wahyu Wiryanta, mengatakan hasil survei tahap pertama ini menjadi masukan penting bagi pemerintah.
“Dengan adanya survei populasi ini, selain mendapat data individu Macan Tutul Jawa, juga dilakukan mitigasi ancaman dan pemetaan preferensi pakan,” jelas Bernard, Sabtu (13/09/2025) seperti dikutip dari rilis Dispenad melalui Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Puspen) TNI, Minggu (14/09/2025).
Hasil kamera trap menunjukkan indikasi kepadatan populasi satwa di kawasan tersebut. Namun disisi lain, dengan indikasi kepadatan populasi satwa di kawasan sekitar 10.000 hektar ini, temuan tersebut juga menjadi pengingat bahwa habitat perlu lebih dilindungi agar tidak terjadi ancaman ekologis.
Ekspedisi ini merupakan bagian dari pemetaan ekosistem dan konservasi yang dilakukan di Gunung Sanggabuana, dan menjadi capaian penting, mengingat populasi individu Macan Tutul Jawa dengan metode ilmiah dan protokol standar ternyata baru pertama kali dilakukan di kawasan tersebut. Selain macan tutul, tim juga mendata keberadaan satwa lain seperti Elang Jawa, yang memperkuat status Pegunungan Sanggabuana sebagai bagian dari survei keanekaragaman hayati.
Bernard juga menjelaskan selain satwa liar yang menjadi target survei terekam, terdapat satwa liar lain yang terekam, termasuk satwa langka dilindungi. Dari data yang dikirim oleh Sanggabuana Conservation Foundation, tercatat ada elang jawa, elang brontok, kucing hutan, kancil, kijang, musang biul, lingsang, ayam hutan, babi hutan, lutung jawa, surili, landak, trenggiling, burung hantu, burung paok pancawarna, dan tikus hutan yang terekam.
Pada tahap pertama, survei ini telah rampung dan kamera jebak dipindahkan ke lokasi lain di grid kawasan yang sama untuk tahap lanjutan. Hasil temuan ini akan menjadi data penting bagi penelitian selanjutnya dan strategi perlindungan habitat. Temuan ini diharapkan dapat mendorong perlindungan hutan dari ancaman kerusakan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
0 Komentar