Hati-Hati! Burnout Syndrome Bisa Berujung Depresi

oleh Mutiara Ningsih, pada tanggal 19 Oktober 2020, 8.22 WIB

Burnout syndrome pertama kali ditemukan pada tahun 1970 oleh psikolog Herbert Freudenberger yang menjelaskan burnout sebagai kondisi kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh kehidupan profesional seseorang. Burnout biasanya terjadi pada para pekerja, biasanya disebabkan oleh ritme kerja yang tidak menentu, beban pekerjaan yang berat, ekspektasi pekerjaan yang tidak sesuai atau pressure yang terlalu tinggi.

Lain halnya dengan stres biasa, burnout bisa dikatakan sebagai stres kronis. Biasanya, orang yang mengalami stres biasa ia akan merasa lebih baik ketika ia bisa yakin bisa menangani masalahnya dan sadar bahwa ia hanya sedang ada dalam tekanan. Namun, orang yang mengalami burnout ia akan cenderung putus asa, hampa, hilang motivasi, dan selalu merasa lelah walau sudah cukup beristirahat.

Tidak seperti gangguan mental pada umumnya yang membutuhkan bantuan profesional, burnout masih bisa ditangani oleh diri sendiri. Bagaimana cara menanganinya?

1. Bermeditasi

Ketika sedang stres otot-otot kita menegang dan tekanan darah pun menjadi tinggi. Untuk menangani hal itu, salah satunya adalah dengan bermeditasi atau mindfullness. Meditasi bisa dilakukan kapan saja dengan mudah. Cukup cari tempat yang tenang dan sepi, posisikan duduk tegak tapi rileks, kemudian sadari napas, dan kendalikan pikiran hanya di sini kini, tidak memikirkan masa lalu ataupun masa depan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Carnegie Mellon University membuktikan bahwa orang yang melakukan meditasi minimal selama 25 menit sehari menunjukkan penurunan kadar kortisol (hormon penyebab stres) dan merasakan peningkatan kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

2. Sempatkan diri untuk melakukan hal yang disukai

Melakukan hal-hal yang disukai dan menarik bisa mengalihkan perhatianmu dari stres.

3. Istirahat yang cukup

Durasi tidur yang pendek pada malam hari juga berhubungan dengan berkurangnya mood dan meningkatnya kecemasan pada dewasa muda. (Dhamayanti, dkk,. 2019)

Jadi, tidur yang cukup dan berkualitas sangan penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

4.      Olahraga

Melansir laman Healhtline, penelitian telah membuktikan bahwa olahraga selama 150 menit dalam seminggu dapat membantu meringankan depresi dan kecemasan. Jadi, sesibuk apapun kamu, sempatkanlah untuk berolahraga minimal 10 menit dalam sehari.

5. Cari dukungan

Dikutip dari Mayo Clinicsupport system merupakan dukungan orang-orang seperti teman, sahabat, atau keluarga yang dipercaya dan dapat membantu Anda melewati masa-masa sulit. Adanya support system bisa menumbuhkan rasa aman, meningkatkan motivasi, memengaruhi perilaku, dan bisa meminimalisir stres.

Itulah beberapa cara untuk menangani burnout secara mandiri. Meski tampak seperti stres pada umumnya, burnout tidak boleh dianggap sepele sebab kelelahan fisik dan emosional yang berkepanjangan bisa berujung depresi.     

Posting Komentar

0 Komentar