TIDAK MEMENUHI KUALIFIKASI GBPPU, WAJAH PRESMA DAN WAPRESMA UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA TAK KUNJUNG TERLIHAT

(Foto : Instagram KPUMUBSI) 

Oleh Dina Safira dan Salomo Leonardo Sihotang pada Jumat, 11 Maret 2022 pukul 14.15 WIB


Badan Eskekutif Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika yang mengusung nama Kabinet Bestari dibawah komando Intan Kartika Wijanti selaku Ketua Umum dan Robiyatul Adawiyah selaku Wakil Ketua Umum mengalami keterlambatan pergantian pengurus karena sampai saat ini, belum ada sosok pemimpin baru yang hadir sebagai regenerasi dari BEM KM UBSI. Rumitnya transisi kepemimpinan akhirnya berdampak pada terlambatnya penyusunan kabinet untuk periode selanjutnya.

 

Daffa Praditya Devano Ramadhan, selaku Ketua Umum Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (KPUM UBSI) yang bertugas untuk melakukan penyeleksian terhadap calon Presiden Mahasiswa (CAPRESMA) dan calon Wakil Presiden Mahasiswa (CAWAPRESMA) sebagai inti dari tugas KPUM UBSI mengaku mengalami beberapa kendala sehingga menyebabkan transisi kepemimpinan baru ini menjadi terhambat, “KPUM hanya bertugas untuk Calon Presiden Mahasiswa dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa saja. Kalau untuk anggota kepengurusan yang lain merupakan ranah BEM KM UBSI itu sendiri,” jelas Daffa saat diwawancarai pada Selasa, 8 Maret 2022.

 

Menanggapi isu bahwa BEM UBSI saat ini tengah mengalami keterlambatan regenerasi kepemimpinan, Daffa mengaku jika masalah ini sudah dimulai sejak bulan Januari 2022, “Dari awal saya menjabat sebagai Ketua Umum KPUM, sudah ada desas-desus mengenai proses administrasi yang tidak berjalan dengan lancar. Saya juga mendengar dari pihak MPM dan dari pihak BEM mengkonfirmasi pada saya bahwa dalam pembentukan KPUM sebenarnya sudah ada miss communication yang terjadi antara MPM dan BEM,” tutur Daffa. Masalah pertama ada di GBPPU (Garis-garis Besar Pelaksanaan Pemilihan Umum). Menurut penuturan Daffa, pada saat itu Intan selaku ketua BEM KM UBSI mengaku tidak tahu-menahu terkait pembentukan GBPPU yang sudah ditetapkan kepada pihak BEM dari pihak MPM lebih dulu.

 

BACA JUGA : 5 WAKIL INDONESIA MELAJU KE BABAK KEDUA GERMAN OPEN 2022


Sekitar bulan Januari, dari pihak BEM KM UBSI sudah mengirimkan delegasi calon Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden Mahasiswa, namun sangat disayangkan oleh Ketua Umum KPUM karena delegasi yang dipilih tidak memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang sudah ditentukan dan diatur dalam GBPPU. Salah satunya adalah kualifikasi IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal 3,00 sementara delegasi dari BEM KM UBSI tidak mencapai 3,00. “Akhirnya sempat terjadi perseteruan antara KPUM dan BEM KM UBSI, yaitu bersikeras untuk tetap memajukan delegasi yang telah dipilih karena pada saat itu BEM KM UBSI mengatakan tidak mungkin melakukan oprec (open recruitment) ulang,” jelas Daffa ketika diwawancarai melalui Google Meeting.

 

Pada tanggal 3 Februari 2022, Daffa dan beberapa anggota KPUM, BEM KM UBSI dan MPM UBSI bertemu secara offline di kampus UBSI Dewi Sartika untuk mengadakan konsolidasi. Semua pihak yang terlibat sudah menyetujui bahwa GBPPU merupakan landasan hukum yang sah untuk melaksanakan pemilihan umum calon Presiden Mahasiswa dan calon Wakil Presiden Mahasiswa untuk periode 2022. Sehingga dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara MPM, BEM, dan KPUM memutuskan akan mengadakan open recruitment ulang untuk Presma dan Wapresma UBSI yang akan diumumkan pada tanggal 4 Maret melalui akun instagram @kpumbsi.

 

Selain itu, kabar simpang siur mulai hadir di tengah-tengah mahasiswa terkait adanya isu yang mengatakan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam Aksi Geruduk Rektorat di tahun 2020 lalu tidak dapat lolos ke tahap kedua proses seleksi kepengurusan BEM KM UBSI. Ketika ditanya mengenai isu tersebut, Daffa selaku ketua KPUM tidak ingin berkomentar lebih lanjut, “Saya mendengar rumor ini beberapa hari terakhir, dan KPUM sempat didatangi oleh beberapa Ormawa yang meminta penjelasan mengenai isu tersebut. Kami sampai saat ini memutuskan untuk tidak berkomentar lebih lanjut mengenai isu tentang oprec BEM KM UBSI  karena berada diluar ranah kami”, jelas Daffa pada Selasa, 8 Maret 2022.

 

Namun menurut Alid Damar Pramudito, salah seorang mahasiswa yang tidak lolos tahap kedua pendaftaran kepengurusan BEM menjelaskan bahwa semenjak keluarnya hasil pendaftaran tahap kedua tersebut, banyak sekali pesan yang ia terima dari teman-temannya terkait alasan mengapa dirinya tidak berhasil lolos. Alid merasa adanya keterkaitan secara tidak langsung antara hasil buruk yang ia terima dengan aksi di tahun 2020 lalu. “Secara nggak langsung ada. Karena gue udah terlihat vokal waktu Geruduk Rektorat kemarin, kan, karena gue jadi orator juga pada saat itu”. Lanjut Alid, “Geruduk rektorat kemarin, kan, bukan alasan tersendiri kita bisa anarkis atau mungkin kita menuntut hak juga. Karena pada saat itu ada hak BEM di sana yang harus dituntut, yaitu SK mereka yang belum turun-turun. Jadi kalau misalkan memang keterkaitannya gue di Geruduk Rektorat 2020 termasuk yang anarkis atau berpengaruh, mungkin nggak cuman gue. Orang-orang yang ada di BEM sekarang pun berpengaruh pada Geruduk Rektorat itu” jelas Alid pada Selasa, 8 Maret 2022 ketika dihubungi melalui platform Google Meeting.

 

Mantan Wakil Ketua Umum Himakom tersebut merasa janggal karena dirinya tidak lolos akibat cacat administrasi pendaftaran kedua, ia mengaku proses administrasi di tahap pertama tidak ada masalah sama sekali. Menurut Alid, sampai saat ini ia belum tahu penjelasan resmi terkait mengapa dirinya tidak lolos pada tahap pendaftaran kedua, “Yang gue nggak terima, dengan alasannya gue nggak lolos pada seleksi kedua adalah bahwasanya administrasi gue masih cacat, Padahal pada saat itu gue telah melakukan koordinasi kepada Kaprodi mengenai tanda tangan dan lain-lain, tapi pada akhirnya gue dikira nggak melakukan koordinasi sehingga dianggap cacat dalam seleksi administrasi.” Ia pun mengaku tidak ingin menelusuri lebih lanjut penyebab dirinya tidak lolos.

 

Tidak luput, Alid pun mengkritisi lambatnya proses regenerasi kepengurusan BEM tahun ini. Ia berpendapat bahwa antara BEM dan MPM, dua organisasi mahasiswa tertinggi di kampus tersebut tidak bisa saling berkoordinasi dengan baik, serta masih sering tertukar tugas, pokok, dan fungsinya. Namun ia lega karena Hima dan UKM tidak terdampak oleh konflik dua organisasi besar tersebut. Bahkan Hima dan UKM sudah mulai berjalan beriringan, sebagai contoh ia menyinggung tentang baiknya galang dana yang Hima dan UKM lakukan pada awal Maret lalu untuk korban banjir di Serang, Banten, meskipun sangat disayangkan konflik MPM dan BEM kembali dihadirkan saat hari terakhir galang dana.

 

Sampai artikel ini diterbitkan oleh UKM Jurnalistik UBSI, kami belum mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pihak BEM KM UBSI terkait isu-isu tersebut dikarenakan padatnya aktivitas mereka mengenai regenerasi dan belum memiliki waktu luang. Pihak BEM KM UBSI juga memilih untuk melakukan klarifikasi pada platform media sosial mereka.


(Foto : Instagram KPUMUBSI) 

TAHAPAN KERJA KPUM DALAM PROSES PEMILU

Sebagai tambahan informasi, berikut merupakan tahapan-tahapan atau timeline kerja KPUM pada proses pemilu dari awal sampai akhir. Pertama KPUM akan melakukan open recruitment, lalu dilanjutkan dengan sesi interview bersama KPUM dan lembaga, selanjutnya mereka akan melakukan kampanye, lalu masuk ke tahap sesi debat, dan terakhir ditutup dengan sesi pemungutan suara. Perhitungan suara akan dilakukan secara transparasi dan KPUM akan mengundang delegasi dari setiap ormawa untuk menjadi saksi dalam perhitungan suara.

 

HARAPAN UNTUK ‘NAHKODA BARU’

KPUM mengumumkan secara resmi bahwa Oprec (Open Recruitment) Presma dan Wapresma diperpanjang sampai tanggal 15 Maret 2022. KPUM berharap segala persyaratan untuk menjadi perhatian bagi para kandidat agar tidak ada hambatan yang berarti dalam proses verifikasi administrasi dalam open recruitment ini dan seluruh elemen ormawa dapat menyambut secara antusias demi terciptanya lingkungan kampus yang merdeka, inklusif, dan kolaboratif.

Sementara untuk nahkoda baru yang terpilih, Daffa berharap nahkoda tersebut dapat memimpin dengan veritas, kolaboratif, serta dapat menyelesaikan segala permasalahan yang ada sebelumnya dan membuat perubahan yang dapat membuat nama Universitas Bina Sarana Informatika lebih baik dan lebih memiliki prestasi secara akademik maupun non-akademik.

 

SEJARAH DAN PROGRAM KERJA BEM KM UBSI

Badan Eksekutif Mahasiswa UBSI Kampus Utama adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang berada di kampus utama meliputi Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. BEM UBSI berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat, dengan menganut azas kekeluargaan dan demokrasi. BEM UBSI Kampus Utama memiliki ruang sekertariat di Jl. Raya Jatiwaringin No.18, RT.009/RW.005, Jaticempaka, Kec. Pondokgede, kota Bekasi, Jawa Barat 17441.


BACA JUGA : LOMBA KOMPETISI DEBAT MAHASISWA MERIAHKAN ACARA HUT UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATI KE 34 TAHUN

 

BEM UBSI didirikan pertama kali setelah adanya pemutihan dari lembaga dengan dasar perubahan dari Akademik menjadi Universitas. BEM UBSI di tetapkan pertama kali pada tanggal 14 Desember 2020 setelah satu periode sebelumnya diputihkan. BEM UBSI memiliki 5 kementrian diantaranya; Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial Politik, Kementerian Advokasi dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informasi.

 

Beberapa program kerja dari BEM KM UBSI tercatat di dalam web kemahasiswaan UBSI antara lain, Musyawarah Besar, Pembentukan BEM Fakultas, Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa, UBSIC (UBSI Care), Seminar Edukasi, BEM UBSI Jabodetabek Goes To Campus, Pengabdian Masyarakat, Event Tahunan, Recruitment BEM Universitas, dan Pesta Demokrasi.

 

Sumber:
kemahasiswaan.bsi.ac.id

Posting Komentar

0 Komentar