Organ Dalam Bocah 8 Tahun yang Dibunuh di Bangka Barat Hilang, Ayah Korban Curiga Soal Motif Pelaku

 

Ditulis oleh: Ade Khoirunnisyah

Sumber Gambar: Kompas
Kepulauan Bangka Belitung (9/03/2023) - Kasus pembunuhan bocah delapan tahun bernama Hafiza di perkebunan sawit Bukit Intan di Simpang Teritip, Bangka Barat, Pulau Bangka Belitung masih menjadi misteri. Pelaku pembunuhan berinisial AC (17) mengaku membunuh korban karena uang dan modus operandinya terinspirasi dari peristiwa penculikan. Kapolres Kepulauan Bangka Belitung Yan Sultra mengatakan, pembunuhan bermula dari niat pelaku untuk menculik dan meminta uang tebusan kepada orang tua korban. "Keluarga korban diakui dan dianggap berkompeten," kata Yan saat kejadian di Mapolres Bangka Belitung, Kamis (16/3/2023). Bukannya membiarkan korban hidup, pelaku malah membunuh korban dengan cara mengikat tangannya dan memukuli korban hingga tewas dengan sebatang kayu.
Ayah korban, Edi Purwanto (39), mengaku yakin ada pelaku yang mendapatkan motif pembunuhan anak laki-laki berusia 8 tahun di Bangka Belitung. Menurut Ed, motif pelaku tidak bisa diterima karena keluarga pelaku sebenarnya lebih mapan karena memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas. “Secara finansial, keluarga pelaku memang lebih mampu, karena mereka sudah memiliki kebun sawit berhektar-hektar,” ujarnya. “Meskipun kita masih belum memiliki satu hektar pun, namun secara jelas dapat dilihat,” tambah Edi.
Minggu (19/03/2023). Ed juga sangat kesal dengan tingkah pelaku yang seharusnya menjaga anaknya tetap hidup dan sehat jika memang menginginkan uang. “Sayangnya, jika yang dia inginkan hanyalah uang, seharusnya anak ini tidak dieksekusi sama sekali. Harus dibuktikan bahwa anak ini masih hidup agar kita sekeluarga bisa menyiapkan sejumlah uang yang dia minta,” ujarnya. 
Ia melihat keanehan lain ketika melihat keadaan jenazah Hafiza yang ditemukan tidak lengkap. Menurutnya, hal itu menunjukkan kemarahan atau dendam yang sangat besar. “Sepertinya anakku punya masalah besar dengannya” tambahnya.

Posting Komentar

0 Komentar