Dibuat Oleh : Ade Khoirunnisyah
Sumber Gambar : detiknews
Jakarta (02/10/2023) - Akhir-akhir ini Indonesia sedang didera suhu panas yang membuat gerah, BMKG pun mengungkap sejumlah alasannya. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36.1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara. "Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8°C di Palembang pada tahun 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38.8 °C di Temindung Samarinda pada tahun 2018," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Minggu (8/5/2022).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, faktor pertama sesuai prediksi BMKG bahwa September akan menjadi puncak musim kemarau ditambah dengan adanya fenomena El Nino. Sehingga musim kemarau di Indonesia semakin kering akibat fenomena ini.
Faktor kedua, gerak semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. “Apalagi posisi gerak semu matahari pada 21 September itu kan di wilayah ekuator dan sekarang pada proses pergerakan dari ekuator menuju selatan, menuju Lintang 23 setengah derajat celcius,” katanya.
Faktor ketiga yakni, lingkungan yang meningkatkan suhu udara. “Lingkungan kita sudah tidak hijau lagi, sehingga landscape sekitar juga mempengaruhi kesejukan. Kalau di lingkungan sekitar masih banyak pohon-pohon, tentunya intensitas penyinarannya tinggi ini akan dapat termitigasi ya,” tambahnya.
Terakhir, Dwikorita mengatakan pemanasan global juga berdampak cuaca di bumi semakin panas. Meskipun kenaikan suhu bumi hanya nol sekian persen. “Jadi selain perubahan lingkungan, jelas itu, juga adanya pengaruh iklim, adanya pengaruh gerak semu matahari, dan juga memang kalau sudut pandang pemanasan iklim global, trennya ini kan semakin panas, meskipun peningkatannya hanya 0,0 sekian derajat celcius tapi ini ternyata juga semakin terasa,” katanya.
0 Komentar