HIMAKOM Pemuda x Cikarang Gelar Webinar Dalam Rangka Memperingati Hari Perempuan Internasional

 


Sumber gambar: Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Ditulis oleh: Salma Rihadathul Aissy


Kuningan, 11 Maret 2024 — Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang selalu diperingati setiap tahunnya pada 08 Maret, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Bina Sarana Informatika Pemuda dan Cikarang berkolaborasi dengan Perempuan Berkisah menyelenggarakan webinar online yang bertemakan Women In Leadership Breaking Barries and Shaping The Future yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 09 Maret 2024. Webinar ini diikuti oleh 50 orang peserta yang hadir melalui Zoom Meeting.

Beberapa poin dibahas pada webinar ini oleh Alimah Fauzan, M.Ikom, yang merupakan narasumber dan CEO dari Perempuan Berkisah dan Ketua Yayasan Perempuan Indonesia Tumbuh Berdaya (Pribudaya), sebuah organisasi yang telah berdedikasi untuk memberdayakan perempuan melalui narasi dan pemberdayaan komunitas.

Poin yang pertama dibahas adalah tentang Penyebab Kesenjangan Gender di dunia Kerja. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan kesenjangan gender di dalam dunia kerja, yang pertama adalah tingkat pendidikan.

"Kita bisa lihat di sini ada tingkat pendidikan, ini juga masih menghambat karena seperti yang kita tahu bahwa di daerah-daerah tertentu infrastruktur di daerah terpencil belum semuanya mendukung untuk kondisi-kondisi yang cukup efektif mendukung anak-anak untuk sekolah terutama anak perempuan. Mereka juga punya hak untuk mengembangkan mimpinya ke depan seperti apa dan realitasnya dari data yang ada itu memang infrastruktur untuk menuju kesana masih ada daerah-daerah yang masih kurang mendukung," ungkap Alimah.

Kemudian faktor berikutnya yang menyebabkan terjadinya kesenjangan gender di dunia kerja adalah pengalaman kerja, diskriminasi atau eksklusivitas di bidang kerja tertentu, stigma bahwa perempuan lebih tidak produktif, budaya patriarki, tuntutan mengasuh anak, dan mengurus keluarga.

"Dari sekian kesenjangan gender ini teman-teman bisa melihat ada tuntutan mengasuh anak, dan mengurus keluarga, sementara budaya kita menganggap bahwa itu harus perempuan yang melakukan, meskipun sudah banyak rumah tangga muda yang mulai menerapkan prinsip resiprosity atau kesalingan, tetapi belum semuanya melakukan itu, jadi belum seideal itu," ungkap Alimah.

Poin kedua yang dibahas adalah Pengarusutamaan Gender (PUG) sebagai salah satu strategi nasional mewujudkan kesetaraan gender. PUG merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui kebijakan, program, dan kegiatan yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, serta permasalahan laki-laki, dan perempuan dalam proses pemantauan pembangunan.

Poin ketiga yang dibahas adalah kepemimpinan perempuan. Di dalam materi yang disampaikan oleh Alimah, kepemimpinan perempuan merupakan perjuangan perempuan untuk meminta kembali pikiran mereka dan mematahkan kebisuan yang dipaksa oleh struktur-struktur patriarki dan institusi-institusi lain yang membatasinya.

"Dan PUG tadi adalah salah satu strategi untuk membuka suara perempuan dan juga melibatkan mereka dari segala bidang, dalam segala bidang pembangunan," ungkap Alimah.

Poin keempat  yang di bahas adalah bekal perempuan untuk mempengaruhi publik.

"Ini juga salah satu bekal atau kapasitas bagaimana perempuan mempengaruhi publik tertentu. Perempuan harus memiliki rasa percaya diri, kemudian tadi perspektif gendernya harus kuat, kemampuan melakukan komunikasi secara asertif. Kenapa penting sekali komumikasi secara asertif? karena kalimat asertit itu cukup membantu bagaimana mengkomunikasikan gagasan atau perasaan teman teman kepada seseorang baik yang di anggap sulit dipengaruhi maupun yang mudah dipengaruhi," ungkap Alimah.

Poin kelima yang dibahas oleh Alimah adalah strategi mereposisi peran publik perempuan.

"Karena dengan peran publik perempuan terbuka sangat lebar maka potensi perempuan untuk menjadi pemimpin dipercaya, dan diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin itu sangat besar. Srategi-strategi ini hampir sama dengan yang tadi saya jelaskan di PUG, di awal tentang pentingnya memberi peluang, merancang kebijakan yang responsif gender, beri peluang kontrol agar perempuan juga ikutan dan tidak hanya laki-laki saja," ungkap Alimah.

Dan poin yang terakhir yang dibahas oleh Alimah adalah tindakan mendukung akses perempuan terhadap posisi kepemimpinan.

"Kalau konteksnya organisasi kemahasiswaan mulai banyak dilakukan kegiatan diskusi kecil-kecilan, mungkin enggak harus webinar yang besar tetapi sangat intens untuk menggali respektif teman teman dalam memahami persoalan perempuan itu apa sih? Dan dalam memahami tentang kesetaraan dan keadilan gender," ungkap Alimah. 


Posting Komentar

0 Komentar