Ditulis oleh: Dian Putri Maharani
Sumber gambar oleh: bmkg.go.id
Jakarta, 30 Mei 2024 - Kekeringan menjadi salah satu masalah yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau tiba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini perihal kondisi iklim dan kesiapsiagaan kekeringan 2024 yang perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan hasil pemantauan terhadap anomali iklim global, masih ada peluang untuk pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar wilayah Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya mitigasi sebelum memasuki puncak musim kemarau. Salah satu langkah mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan awan hujan pada periode transisi sebelum memasuki puncak kemarau sehingga bisa mengisi tampungan air atau waduk di daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami kekeringan adalah wilayah Sumatra bagian Selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, sebagian kecil Kalimantan, Maluku, hingga Papua Barat dan Papua Selatan.
Lalu, ada beberapa wilayah yang diprediksi curah hujannya akan sangat rendah hingga Oktober 2024 yakni sebagian wilayah Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.
Dwikorita Karnawati sebagai Kepala BMKG mengungkapkan, sebagai upaya sinergitas antar lembaga dalam upaya mitigasi bencana kekeringan, BMKG melalui Deputi Modifikasi Cuaca menggandeng Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), TNI Angkatan Udara, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara serempak di pulau Jawa.
Dwikorita mengatakan, kegiatan OMC untuk mengisi air di 35 waduk di Pulau Jawa guna mengamankan pasokan air terutama pada jaringan irigasi pertanian sehingga dapat mencukupi kebutuhan air selama musim kemarau. Bekerja sama dengan PUPR langkah ini juga dinilai untuk mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah. Untuk wilayah Sumatra dan sebagian Kalimantan, teknologi modifikasi cuaca akan digunakan untuk membasahi lahan dan menaikkan muka air tanah di lahan gambut sehingga lahan sudah cukup terbasahi ketika masuk musim kemarau.
Kegiatan ini dijadwalkan mulai dilakukan pada 30 Mei 2024 hingga 10 Juni 2024 dengan 4 posko yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya. Operasi ini didukung 4 pesawat jenis CASA 212 milik TNI AU dari Lanud Abd. Rahman Saleh Malang. Pesawat ini melakukan penaburan benih penyemaian yang biasanya garam untuk mempercepat pergerakan terjadinya hujan.
Alasan mengapa langkah ini dilakukan serentak di empat wilayah, Plt. Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Dr. Tri Handoko Seto menyatakan memasuki musim kemarau, peluang pertumbuhan awan semakin sedikit. Untuk itu lantaran masih masa peralihan, ini adalah waktu yang tepat untuk menaburkan benih penyemaian awan hujan.
0 Komentar