Granny's Made: Inovasi Seni Rajut oleh Mahasiswi UBSI, Salma Absharina



 Sumber foto: milenianews.com

Penulis: Yuni Indriyanti


Depok, 10 September 2024 – Salma Absharina, seorang mahasiswa semester lima Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (Universitas BSI), telah menunjukkan bahwa kreativitas dan warisan budaya bisa menjadi pondasi kuat dalam membangun bisnis. Melalui usaha rajutnya yang diberi nama Granny's Made, Salma menghadirkan seni merajut dengan sentuhan modern, terinspirasi dari keterampilan yang diwariskan oleh nenek moyangnya.

Bagi Salma, Granny's Made lebih dari sekadar bisnis. Berawal dari minatnya yang besar pada crafting dan kesadaran akan peluang di dunia kerajinan tangan, Salma melihat bahwa seni merajut yang sering diasosiasikan dengan nenek-nenek memiliki potensi untuk diperkenalkan kepada generasi muda. Nama Granny's Made sendiri dipilih sebagai bentuk penghormatan pada tradisi merajut, namun dengan tujuan untuk mengubah pandangan tersebut. Lewat pendekatan modern, Granny's Made ingin menghadirkan seni rajut yang lebih relevan dengan tren masa kini dan menarik bagi anak muda.

Salah satu hal yang membedakan Granny's Made dari bisnis rajut lainnya adalah produknya 100% buatan tangan, tanpa bantuan mesin. Setiap item yang dihasilkan tidak hanya sekadar produk, tetapi juga hasil dari waktu, ketelitian, serta bahan-bahan berkualitas. Melalui desain-desain yang unik, Granny's Made memadukan elemen-elemen modern agar tetap sesuai dengan selera anak muda yang saat ini banyak menyukai tren DIY dan produk-produk unik.

Tidak hanya berjuang sendiri, Salma mendapatkan banyak dukungan dari teman-teman dan kampusnya. Bimbingan serta konsultasi dari kampus menjadi salah satu faktor yang membantu Granny's Made berkembang. Selain itu, pendanaan modal yang diperoleh dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) membuka jalan bagi Granny's Made untuk memperluas pemasaran, yang awalnya hanya dari mulut ke mulut, kini berkembang ke pemasaran digital dengan memanfaatkan iklan berbayar dan konten interaktif.

Namun, perjalanan membangun bisnis di tengah-tengah kesibukan kuliah tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Salma adalah manajemen waktu. 

“Tantangan utama yang aku hadapi adalah manajemen waktu antara kuliah, bisnis, dan kehidupan pribadi,” ucap Salma. Selain itu, komunikasi dalam tim juga menjadi pelajaran berharga bagi Salma, terutama dalam menghindari miskomunikasi ketika bekerja dengan anggota tim lainnya.

Ke depannya, Salma memiliki visi untuk terus mengeksplorasi seni rajut dan menggabungkannya dengan tren fashion dan seni lainnya. Harapannya adalah Granny's Made bisa dikenal lebih luas, tidak hanya di Jabodetabek, tetapi di seluruh Indonesia, bahkan hingga kancah internasional. Selain itu, Salma juga ingin merangkul generasi muda untuk ikut melestarikan seni rajut Indonesia dan membuka peluang kerja baru melalui Granny's Made.

Salma tak lupa memberikan pesan inspiratif bagi mahasiswa lain yang ingin memulai bisnis. "Segera mulai, jangan ragu," ujarnya. Bagi Salma, kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses berkelanjutan yang penuh tantangan, dan juga peluang.

Posting Komentar

0 Komentar