Sumber gambar: KOMPAS.com
Jakarta, 8 September 2025 - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Majelis Taklim Asohibiyya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Minggu (7/9/2025) berakhir tragis karena bangunannya yang roboh. Acara yang digelar untuk memperingati kelahiran Rasulullah tersebut dihadiri oleh kurang lebih 500 jamaah dari berbagai wilayah sekitar.
Pimpinan Majelis Taklim Asohibiyya, Ustaz Zulpadli Harahap, menyampaikan hal tersebut ketika ditemui awak media di kediamannya yang berada tidak jauh dari lokasi robohnya majelis taklim, pada Senin (8/9/2025).
"Memang masalah kunjungan jamaah itu kisaran tidak terhitunglah, kalau dianalisis, itu 500 (orang) lebih," kata Ustaz Zulpadli Harahap.
Hasil pantauan detik.com di lokasi pada Senin (8/9/2025), area majelis yang ambruk telah dipasangi garis polisi berwarna kuning. Sejumlah petugas dari TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terlihat menyisir area tersebut untuk memastikan keamanan serta mengecek apakah masih ada barang milik warga yang tertinggal.
Para jamaah yang hadir berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Ciomas, antara lain Desa Sukamakmur, Sukaluyu, Sukaresmi, Sukaharja, Sukajaya, hingga Sukajadi. Namun, dikarenakan bangunan majelis yang berukuran 12 x 10 meter dengan kapasitas 150 orang saja, tidak semua dari estimasi jumlah jamaah itu berada langsung di bawah bangunan saat roboh.
"Sekarang logika, sekian meter kali sekian meter enggak mungkin masuk semua, ini kan bukan ikan gitu kan, enggak bisa bertumpuk-tumpuk, ada yang sambil merokok (di luar), sambil ngopi, kan seperti itu," lanjut Ustaz Zulpadli Harahap, Pimpinan Majelis Taklim Asohibiyya.
Menurut Ustaz Zulpadli, bangunan Majelis Taklim yang ambruk itu baru didirikan usai Idul Fitri 2025, sehingga usia bangunannya baru sekitar enam bulan.
Menurut data sementara dari BPBD Kabupaten Bogor, insiden ini menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan 85 orang lainnya mengalami luka-luka. Empat korban meninggal dunia saat menjalani perawatan di tiga rumah sakit di Kota Bogor. Adapun identitas para korban adalah sebagai berikut:
1. Ibu Irni Susanti, warga Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, Ciomas, meninggal dunia di RS Medika Dramaga.
2. Ibu Ulan, warga Kampung Ciapus, Desa Sukaluyu, Tamansari, meninggal dunia di RS PMI.
3. Ibu Nurhayati, warga Kampung Kompas, Desa Sukaluyu, Tamansari, meninggal dunia di RS PMI.
4. Ibu Yuli, warga Desa Sukamakmur, meninggal dunia di RS UMMI.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, sebelumnya meninjau lokasi ambruknya bangunan majelis taklim saat peringatan Maulid Nabi di Ciomas. Ia menyampaikan bahwa jumlah korban luka mencapai 84 orang dan tengah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit.
"(Majelis ambruk) mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, dan 84 orang luka berat maupun luka ringan. Hari ini (korban luka) ditangani di beberapa rumah sakit yang ada di sekitar kabupaten dan kota Bogor," kata Rudy usai meninjau bangunan majelis ambruk di Ciomas, Bogor, Minggu (7/9).
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menanggung seluruh biaya perawatan korban peristiwa robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyya di Ciomas, Kabupaten Bogor. Hal itu disampaikannya ketika menjenguk para korban luka yang masih menjalani perawatan di RSUD Kota Bogor, Senin (8/9/2025).
"Alhamdulillah, penanganan berjalan dengan baik dan seluruh pasien ditangani dengan baik. Ada yang dirujuk ke rumah sakit di Jakarta karena kondisinya sangat akut, ada juga yang sudah pulang untuk rawat jalan," ucap Dedi Mulyadi saat di RSUD Kota Bogor.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa kehadiran Pemprov Jabar bertujuan untuk menyelesaikan persoalan publik, khususnya dalam penanganan korban. Ia juga menyoroti tingginya beban RSUD Kota Bogor yang harus melayani pasien dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten dan Kota Bogor, Cianjur, Sukabumi, hingga Depok.
"RSUD Kota Bogor ini menanggung beban yang sangat tinggi. Potensi pasien tidak bisa bayar juga besar karena ada yang BPJSnya tidak bisa klaim atau tidak punya BPJS," ujar Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menilai, dengan cakupan pelayanan yang mencapai hampir 14 juta jiwa, RSUD Kota Bogor memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu, menurutnya, sudah saatnya Pemprov turut memperkuat pengelolaan rumah sakit tersebut agar tetap optimal dalam melayani masyarakat.
Meski demikian, Dedi Mulyadi menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah pemulihan para korban. Sementara itu, mengenai konstruksi bangunan dan aspek perizinannya, ia menyerahkannya sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
0 Komentar